“Bisa jadi, Allah memberimu
(kesenangan dunia), namun menghalangimu (dari taufik-Nya). Bisa pula Dia
menghalangimu (dari kesenagan dunia), namun memberimu (taufik).”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Taufik ialah bimbingan untuk
melakukan ketaatan serta mendekatkan diri kepada-Nya dan memahami-Nya.
Allah mungkin memberimu kesenangan dan kenikmatan
dunia. Namun, Dia menghalangimu dari bimbingan-Nya untuk menaati, mendekati,
dan memahami-Nya. Mungkin juga Allah menghalangimu dari kesenangan dunia, namun
Dia memberimu bimbingan-Nya.
Halangan Allah kepadamu untuk menikmati syahwatmu dan
menikmati kesenangan alam semesta, meski disertai buruknya kebiasaan ibadahmu,
merupakan karunia yang besar dari-Nya. Allah telah menetapkannya untukmu dan
memutusmu dari kepentingan dan tujuan-tujuanmu.
Sebaliknya, ketika Allah memberimu kesenangan dunia,
walaupun secara lahir tampak seperti pemberian, jangan kau lihat lahirnya saja. Lihatlah hakikatnya. Saat itu,
seorang hamba wajib menyerahkan putusan, pengaturan, dan pilihan kepada
Tuhannya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim
BalasHapusMohon share jzkk ..Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin