“Orang yang menghormatimu sebenarnya
menghormati indahnya tutup Allah yang diberikan kepadamu. Oleh karena itu,
pujian hanya layak diberikan kepada Dzat Yang Menutupi (aibmu); bukan kepada
orang yang menaruh hormat dan berterima kasih kepadamu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Orang yag mendekati dan mencintaimu atau berterima
kasih kepadamu tak lain dikarenakan keindahan tirai Allah yang diberikan
kepadamu. Tanpa tirai itu, mereka tidak akan datang kepadamu, tidak
mencintaimu, dan tidak pula melihat kepadamu dengan keramahan. Hal itu
dikarenakan jika mereka mengetahui apa yang ada padamu, niscaya mereka akan
merendahkanmu dan menganggap dirimu buruk, bahkan mereka akan menghindar
darimu.
Saat itulah segala puji hanya layak diberikan kepada
Dzat Yang Menutupi aibmu, bukan kepada orang yang menghormati dan berterima
kasih kepadamu. Jangan kau berterima kasih kepada orang itu, kecuali atas
kebaikan yang diberikannya, bukan karena ia orang yang menghormatimu dengan
sebenar-benarnya karena tak ada yang memuliakanmu dengan sebenarnya, kecuali
Allah semata.
Orang yang didatangi, dicintai, dan dimuliakan oleh
manusia kadang melakukan kesalahan sehingga pujian dan sanjungan kepadanya
tidak tepat. Manusia yang memujinya sama saja dengan zalim. Ia juga kadang
salah dengan melihat pada dirinya sifat-sifat terpuji yang layak mendapat
kemuliaan. Maka dari itu, mereka yang memujinya termasuk orang yang bodoh.
Mereka bodoh karena hanya melihat kepada amalnya dan lupa kepada karunia Allah
atasnya. Oleh karena itu, Ibnu Atha’illah mengingatkan dari dua kesalahan ini.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin
BalasHapus