“Andaikan cahaya keyakinan menerangi
dirimu, tentu kau akan melihat akhirat lebih dekat denganmu daripada kau
berjalan menujunya, dan tentu kau akan menyaksikan keindahan dunia telah
diliputi selubung kebinasaan.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Sekiranya hatimu diterangi cahaya keyakinan atau ilmu
pengetahuan tentang Allah dan janji-Nya yang disampaikan melalui lisan
nabi-Nya, niscaya kau akan melihat akhirat lebih dekat denganmu saat kau
berjalan menuju-Nya. Kau juga akan melihat keindahan dunia telah diliputi oleh
selubung kebinansaan. Karena dengan cahaya keyakinan dan ilmu itu, hakikat
segala sesuatu akan terlihat sesuai kondisi aslinya.
Jika cahaya itu menyinari hati, seorang hamba akan
melihat yang benar tetap benar dan yang batil tetap batil; akhirat adalah
benar, sedangkan dunia adalah batil. Dia akan melihat akhirat yang tadinya gaib
seakan hadir di hadapannya, seakan akhirat itu tidak sirna dari hadapannya dan
amat dekat kepadanya untuk ia tuju.
Dengan begitu, ia akan lebih siap lagi untuk
menyongsongnya. Ia melihat dunia yang hadir di matanya telah redup cahayanya,
segera musnah dan sirna dari pandangannya. Di matanya, tampaklah kebatilan
dunia itu sehingga seakan ia tidak ada. Dengan pandangan penuh keyakinan ini,
ia terdorong untuk berzuhud meninggalkan dunia dan perhiasannya, serta lebih
mengutamakan akhirat dan bersiap menyongsongnya.
Keadaan ini menandakan kelapangan dada seorang hamba
dengan cahaya tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Sesungguhnya cahaya jika masuk ke dalam hati, dada akan lapang dan
terbuka karenanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah hal
itu ada tanda-tandanya?” Beliau menjawab, “Ya,
tandanya adalah sikap menjauhi tempat tipu daya, berlindung ke negeri
keabadian, dan bersiap menghadapi kematian sebelum datang.”
Saat cahaya masuk ke dalam qalbu seorang hamba,
syahwatnya akan mati dan doronan jiwanya akan sirna sehingga ia hanya terdorong
untuk melakukan kebaikan dan tidak pernah tertarik untuk melanggar. Hamba yang
mendapatkan cahaya tidak memiliki tekad, kecuali untuk segera melakukan
kebaikan dan menggunakan waktu dan kesempatan karena saat itu ia merasa ajal
sudah dekat, sedangkan kebaikan banyak terlewatkan.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin
BalasHapus