Senin, 14 September 2015

Al-Hikam 132

“Jika kau yakin bahwa kau hanya akan sampai kepada-Nya setelah lenyapnya semua keburukanmu dan sirnanya semua hasratmu, kau selamanya tidak akan sampai kepada-Nya. Akan tetapi, jika Dia menghendakimu sampai kepada-Nya, Dia akan menutupi sifatmu dengan sifat-Nya dan watakmu dengan watak-Nya. Dia membuatmu sampai kepada-Nya dengan kebaikan yang diberikan-Nya kepadamu, bukan dengan kebaikan yang kau persembahkan kepada-Nya.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Kau tidak akan sampai kepada-Nya sekalipun kau melakukan riyadhah (olah batin) dan mujahadah berusaha menghilangkan aib dan semua keinginan yang tak layak bagimu, seperti keinginan untuk meraih kekuatan, kehormatan, kekayaan, dan kekuasaan. Itu adalah sifat-sifat inti dan watak yang sudah melekat pada seorang hamba dan tak bisa terlepas darinya. Sampainya kau kepada Allah adalah anugerah-Nya kepadamu, bukan karena usahamu sendiri.
Hal itu diisyaratkan Ibnu Atha’illah dengan ucapannya “Akan tetapi, jika Dia menghendakimu sampai kepada-Nya, Dia akan menutupi sifatmu dengan sifat-Nya, watakmu dengan watak-Nya.” Allah akan menutup dan menghapus sifat-sifat buruk darimu. Dia juga akan mengabadikan ketiadaan sifat-sifat burukmu itu dengan menampakkan sifat-sifat yang baik padamu.
Hal itu diisyaratkan Allah dalam sebuah hadis qudsi, “Hamba-Ku terus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah sampai Aku mencintainya. Dan jika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, penglihatannya yang digunakannya untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul, dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan.”
Allah akan membawamu sampai kepada-Nya dengan anugerah-Nya kepadamu, yaitu berupa sifat-sifat-Nya yang ditampakkan-Nya pada dirimu, bukan dengan usahamu dalam beramal.
Asy-Syadzili berkata, “Seorang wali tidak akan pernah sampai kepada Allah selama ia memiliki syahwat, keinginan dan pilihan. Walaupun Allah sudah memberi jalan baginya, ia tetap tidak akan sampai kepada-Nya. Namun, jika Allah menginginkan untuk mendekatkan hamba itu kepada-Nya, Dialah yang akan mengaturnya, yaitu dengan menampakkan sifat-sifat-Nya yang tinggi dan suci sehingga akan menghilangkan sifat-sifat hamba-Nya yang buruk. Saat itu, hamba tersebut tidak lagi memiliki keinginan dan pilihan, kecuali yang dipilihkan dan diinginkan Tuhannya.”


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

1 komentar:

  1. Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma

    BalasHapus