“Boleh jadi Allah memberimu manfaat
pada saat malam kesempitan yang tidak kaudapatkan pada saat siang kelapangan.
‘Kalian tidak mengetahui mana yang lebih bermanfaat bagi kalian.’(QS.an-Nisa’
[4]: 11)”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Kesempitan diumpamakan dengan malam hari karena pada
kedua keadaan tersebut terdapat kesunyian. Manfaat yang dimaksud adalah manfaat
ilmu dan pengetahuan. Adapun kelapangan diumpamakan dengan siang hari karena
pada kedua kondisi tersebut manusia bertebaran ke seluruh penjuru.
Siapa yang mendapatkan kelapangan maka jiwanya akan
bergejolak untuk menampakkan pengetahuan dan hal lain yang dimilikinya. Mungkin
ini akan menjadi sebab ia dihijab. Beda halnya dengan orang yang mengalami
kesempitan, jiwanya akan lelah dan merasa hina. Ini akan menjadi sebab Allah
akan menganugerahinya bermacam kebaikan. Oleh karena itu, orang-orang ‘arif lebih mengutamakan masa sempit
daripada masa lapang.
Saat sempit, jiwa tidak memiliki kesenangan dan
keuntungan. Ia lebih mampu untuk menunaikan hak-hak Allah dan etika-Nya. Saat
sempit, terkadang jiwa juga mengalami ketakutan dan ketidaksabaran dalam
melawan kuasa Ilahi. Oleh karena itu, seorang hamba harus sadar dan tahu kadar
nikmat Allah kepadanya saat sempit, sebagaimana ia harus mengetahuinya saat
lapang. Pada dua kondisi itu, ia harus tetap bersandar kepada Tuhannya dan
berbaik sangka kepada-Nya karena ia tidak mengetahui mana yang lebih bermanfaat
baginya.
Allah swt. berfirman, “Kalian tidak mengetahui mana yang lebih bermanfaat bagi kalian.”
(QS.an-Nisa’ [4]: 11)
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin
BalasHapus