Sabtu, 14 Maret 2015

Al-Hikam 20

“Di saat tekad salik ingin berhenti pada apa yang tersingkap baginya, suara-suara hakikat pun memperingatinya, “yang kau cari ada didepanmu” Dan di saat pesona alam tampak menggoda, hakikat-hakikatnya pun berujar, “Kami hanyalah ujian maka jangan kau kufur””
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Tekad seorang salik (peniti jalan menuju Allah) tidak akan berhenti setelah mendapatkan makrifat, rahasia, dan cahaya-cahaya ilahi. Ia tidak akan memandang bahwa makrifat, ahwal, dan maqam yang telah diraihnya merupakan tujuan utama dan akhir dari perjalanannya. Bisikan-bisikan hakikat Ilahi akan menyeru hatinya agar tidak berhenti sampai di situ, “karena apa yang kau cari ada di depanmu” apa yang dicari dan diinginkan salik adalah “sampai kepada Tuhannya”, bukan sampai kepada sesuatu selain-Nya.
            Saat dunia sedang menebar pesonanya, ia akan berseru dengan suara yang tak kaudengar, “kami hanya ujian dan cobaan maka jangan kau tertipu oleh kami dan jangan berhenti sampai disini. Jangan jadikan dirimu budak kami sehingga kau akan terhalang dari Allah karena sikap semacam ini sama saja dengan kufur terhadap nikmat Tuhan Pemberi Nikmat.”
            Syukur atas nikmat Tuhan diwujudkan dengan cara menemui dan mendatangi Tuhan Yang Memberi nikmat, sedangkan sikap berpaling dari nikmat, namun di saat yang sama tetap menikmati nikmat tersebut, adalah cerminan sikap tidak tahu diri dihadapan Tuhan.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar