Minggu, 22 Maret 2015

Al-Hikam 34

“Keluarkanlah sifat-sifat kemanusiaanmu yang bertentangan dengan kehambaanmu agar kau mudah menyambut panggilan Yang Haq (Allah) dan dekat dengan-Nya”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Keluarkanlah dari dirimu sifat-sifat kemanusiaan yang tercela dengan riyadhah dan mujahadah; baik itu sifat-sifat tercela yang lahir (seperti suka melakukan gjibah, adu domba, membunuh, dan merampas) maupun yang batin (seperti sombong, ujub, riya’, sum’ah [ingin terkenal], dengki, gila harta dsb).
            Jauhkan dirimu dari sifat-sifat yang bertentangan dengan prediakat kehambaanmu agar kau mudah menjawab seruan Yang Haq. Ketika kau berhasil mengeluarkan sifat-sifat tercelamu dan menyisakan sifat-sifat baikmu (seperti tawadhu’ [rendah hati] karena Allah, khusyuk dihadapan-Nya, takut kepada-Nya, dan ikhlas menyembah-Nya), maka disaat datang seruan kepadamu, “wahai hambaku!” kau pun akan dengan mudahnya menjawab, “Labbaik, Tuhanku!” Kau pun akan tulus dan ikhlas dalam menjawab seruan itu karena sifat-sifat yang bertentangan dengan kehambaanmu itu telah hilang darimu. Kau pun akan dekat dengan-Nya sehingga Dia akan menjagamu dari dosa dan memudahkan segala amalmu yang kelak akan kau nikmati hasilnya.
            Ada perbedaan makna antara mahfuz (terjaga dari dosa) dengan lafal ma’shum (terlindungi dari dosa). Bedanya adalah ma’shum sama sekali tidak pernah menyentuh dosa, sedangkan mahfuz terkadang melakukan kesalahan dan kekeliruan, tetapi tidak selamanya demikian. Saat keliru, seorang mahfuz akan langsung bertobat.
            Ketahuilah, dimata ahli tarekat, menjauhi sifat buruk dan memiliki sifat mulia merupakan hakikat dan tujuan suluk. Hal itu tidak akan bisa diraih, kecuali oleh orang yang diberi taufik dan bimbingan Allah untuk mengenali dirinya sendiri dan mengetahui sifat-sifat buruknya. Karena siapa yang sudah mengenali dirinya dan sifat-sifat buruknya, ia akan waspada dan berusaha menghindari sifat-sifat buruknya. Jika tidak demikian, secara tidak disadarinya, ia akan terjerumus ke dalam hal-hal yang dibenci Tuahnnya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar