“Keluarkanlah sifat-sifat
kemanusiaanmu yang bertentangan dengan kehambaanmu agar kau mudah menyambut
panggilan Yang Haq (Allah) dan dekat dengan-Nya”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Keluarkanlah dari dirimu sifat-sifat
kemanusiaan yang tercela dengan riyadhah dan mujahadah; baik itu sifat-sifat tercela
yang lahir (seperti suka melakukan gjibah, adu domba, membunuh, dan merampas)
maupun yang batin (seperti sombong, ujub, riya’, sum’ah [ingin terkenal],
dengki, gila harta dsb).
Jauhkan dirimu dari sifat-sifat yang
bertentangan dengan prediakat kehambaanmu agar kau mudah menjawab seruan Yang
Haq. Ketika kau berhasil mengeluarkan sifat-sifat tercelamu dan menyisakan
sifat-sifat baikmu (seperti tawadhu’ [rendah hati] karena Allah, khusyuk
dihadapan-Nya, takut kepada-Nya, dan ikhlas menyembah-Nya), maka disaat datang
seruan kepadamu, “wahai hambaku!” kau pun akan dengan mudahnya menjawab,
“Labbaik, Tuhanku!” Kau pun akan tulus dan ikhlas dalam menjawab seruan itu
karena sifat-sifat yang bertentangan dengan kehambaanmu itu telah hilang
darimu. Kau pun akan dekat dengan-Nya sehingga Dia akan menjagamu dari dosa dan
memudahkan segala amalmu yang kelak akan kau nikmati hasilnya.
Ada perbedaan makna antara mahfuz (terjaga dari dosa) dengan lafal ma’shum (terlindungi dari dosa). Bedanya
adalah ma’shum sama sekali tidak
pernah menyentuh dosa, sedangkan mahfuz
terkadang melakukan kesalahan dan kekeliruan, tetapi tidak selamanya demikian.
Saat keliru, seorang mahfuz akan
langsung bertobat.
Ketahuilah, dimata ahli tarekat,
menjauhi sifat buruk dan memiliki sifat mulia merupakan hakikat dan tujuan suluk. Hal itu tidak akan bisa diraih,
kecuali oleh orang yang diberi taufik dan bimbingan Allah untuk mengenali
dirinya sendiri dan mengetahui sifat-sifat buruknya. Karena siapa yang sudah
mengenali dirinya dan sifat-sifat buruknya, ia akan waspada dan berusaha
menghindari sifat-sifat buruknya. Jika tidak demikian, secara tidak
disadarinya, ia akan terjerumus ke dalam hal-hal yang dibenci Tuahnnya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar