“Usahamu untuk mencari-cari
kekurangan yang tersembunyi di dalam dirimu lebih baik daripada usahamu untuk
menyibak tirai gaib yang terhijab bagimu”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Contoh kekurangan diri ialah sifat riya’, tingkah laku tidak sopan, bermuka
dua, suka jabatan dan haus akan kedudukan. Maknanya, kau harus mengarahkan
tekadmu untuk menghapus semua keburukan itu dengan riyadhah dan mujahadah,
serta berusaha untuk terbebas darinya. Upaya ini biasanya harus dibawah
bimbingan seorang guru. Langkah di atas lebih baik daripada usahamu dalam
menelusuri takdir yang terselubung, pelajaran yang tersembunyi, rahasia-rahasia
ilahi, ilmu laduni atau karamah. Biasanya, itu semua ditujukan demi kepuasan
dirimu, bukan demi mencari rida Tuhanmu.
Oleh karena itu, jangan kau cari
semua itu dengan amalan-amalanmu. Jangan kau sibukkan hatimu dengannya. Jangan
pula berhenti di tempat munculnya karamah tersebut karena hal itu justru akan
mengurangi ibadahmu.
Oleh sebab itu, orang-orang berkata,
“jadilah pencari istikamah, jangan menjadi pencari karamah.” Jiwamu selalu
bergerak dan berkeinginan mencari karamah, padahal Tuhanmu menuntutmu untuk
istikamah. Untuk itu, menunaikan hak Tuhanmu lebih baik ketimbang kau
menunaikan keinginanmu sendiri.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar