Minggu, 15 Maret 2015

Al-Hikam 23

“Jangan menanti-nanti hilangnya kecendrungan-kecendrungan kepada dunia. Karena hal itu dapat membuatmu lupa akan adanya pengawasan Allah atas ahwal yang telah ditetapkan-Nya untukmu”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Kecendrungan-kecendrungan kepada dunia memang merupakan kgelapan yang dapat menghalangi hati dari melihat Tuhan. Namun demikian, jangan pula kau menanti-nanti dan bertanya-tanya kapan kecendrungan-kecendrungan itu bisa hilang secara total dari hatimu. Sebab, hal ini bisa membuatmu lupa bahwa kondisi (ahwal) yang telah ditetapkan untukmu saat ini, yakni berupa amal-amal yang bisa mengantarkanmu kepada-Nya, adalah berada dalam pengawasan-Nya.
            Yang dituntut darimu ialah senatiasa istikamah dalam menjalani kebiasaanmu dan tetap merasa diawasi Allah. Jangan kau sibuk dengan segala hal yang masuk kedalam hatimu, baik berupa kegelapan maupun cahaya karena hal itu justru akan memutusmu dari kebiasaanmu.
            Dianggap memutus karena jiwamu selalu dibayangi keraguan, “kalau benar aku ini ahli iradah, tentunya kecendrungan-kecendrungan kepada dunia ini tidak mungkin lagi masuk kedalam hatiku, apalagi dengan banyaknya ibadah yang sudaah kulakukan selama ini.” Sehingga hatimu sibuk dengan bisikan dan gangguan ini. Mungkin ia terus membisikimu agar kau melupakan apa yang menjadi tujuanmu atau agar kau meninggalkan amal saleh.
            Biasanya, sebab kemunculan kecendrungan-kecendrungan kepada dunia ini adalah kotoran-kotoran keduniaan yang menghampiri hatimu. Dan ini adalah persoalan yang mau tidak mau harus kau hadapai.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar