“Jangan menanti-nanti hilangnya
kecendrungan-kecendrungan kepada dunia. Karena hal itu dapat membuatmu lupa
akan adanya pengawasan Allah atas ahwal yang telah ditetapkan-Nya untukmu”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Kecendrungan-kecendrungan kepada dunia
memang merupakan kgelapan yang dapat menghalangi hati dari melihat Tuhan. Namun
demikian, jangan pula kau menanti-nanti dan bertanya-tanya kapan
kecendrungan-kecendrungan itu bisa hilang secara total dari hatimu. Sebab, hal
ini bisa membuatmu lupa bahwa kondisi (ahwal)
yang telah ditetapkan untukmu saat ini, yakni berupa amal-amal yang bisa
mengantarkanmu kepada-Nya, adalah berada dalam pengawasan-Nya.
Yang dituntut darimu ialah senatiasa
istikamah dalam menjalani kebiasaanmu dan tetap merasa diawasi Allah. Jangan
kau sibuk dengan segala hal yang masuk kedalam hatimu, baik berupa kegelapan
maupun cahaya karena hal itu justru akan memutusmu dari kebiasaanmu.
Dianggap memutus karena jiwamu
selalu dibayangi keraguan, “kalau benar aku ini ahli iradah, tentunya kecendrungan-kecendrungan kepada dunia ini tidak
mungkin lagi masuk kedalam hatiku, apalagi dengan banyaknya ibadah yang sudaah
kulakukan selama ini.” Sehingga hatimu sibuk dengan bisikan dan gangguan ini.
Mungkin ia terus membisikimu agar kau melupakan apa yang menjadi tujuanmu atau
agar kau meninggalkan amal saleh.
Biasanya, sebab kemunculan
kecendrungan-kecendrungan kepada dunia ini adalah kotoran-kotoran keduniaan
yang menghampiri hatimu. Dan ini adalah persoalan yang mau tidak mau harus kau hadapai.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar