Senin, 28 September 2015

Al-Hikam 137

“Sahabat sejatimu adalah yang bersahabat denganmu dalam kondisi ia mengetahui aibmu. Tidak lain Ia adalah Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Sebaik-baik sahabatmu adalah yang tidak mengharap keuntungan darimu.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Tiada yang menjadi sahabatmu dengan sebenar-benarnya, kecuali Dzat yang memberimu kebaikan-Nya. Dia mengetahui aib dan celamu, namun Dia tidak pernah terhalang untuk mendekatimu dan menjadi sahabatmu, padahal Ia mengetahui rincian kekurangan dan aibmu itu. Teman seperti itu ialah Tuhanmu Yang Mahamulia. Seperti itu pulalah persahabatan kaum sufi dan orang-orang ‘arif yang memiliki akhlak seperti sifat-sifat Tuhannya.
Adapun orang-orang yang menemanimu dengan kebodohannya, ia bukanlah sahabat sejati karena ia tak kuasa melihat kekurangan dan aibmu. Ia takkan mampu bersabar menanggungnya. Meskipun bersabar, pasti ada tendensi dan tujuan yang diinginkannya.
Sebaik-baik sahabatmu adalah orang yang tidak menuntut apa-apa darimu. Itu hanyalah Tuhanmu atau orang yang berakhlak seperti akhlak-Nya. Adapun orang yang bersahabat karena kebaikanmu dan manfaat yang kau berikan kepadanya, ia bukanlah sahabat sejati karena tujuannya hanyalah menunaikan kebutuhannya darimu. Jika tujuan itu telah terlaksana, ia akan meninggalkanmu.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

1 komentar:

  1. Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin

    BalasHapus