“Sahabat sejatimu adalah yang
bersahabat denganmu dalam kondisi ia mengetahui aibmu. Tidak lain Ia adalah
Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Sebaik-baik sahabatmu adalah yang tidak mengharap
keuntungan darimu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Tiada yang menjadi sahabatmu dengan sebenar-benarnya,
kecuali Dzat yang memberimu kebaikan-Nya. Dia mengetahui aib dan celamu, namun
Dia tidak pernah terhalang untuk mendekatimu dan menjadi sahabatmu, padahal Ia
mengetahui rincian kekurangan dan aibmu itu. Teman seperti itu ialah Tuhanmu
Yang Mahamulia. Seperti itu pulalah persahabatan kaum sufi dan orang-orang ‘arif yang memiliki akhlak seperti
sifat-sifat Tuhannya.
Adapun orang-orang yang menemanimu dengan
kebodohannya, ia bukanlah sahabat sejati karena ia tak kuasa melihat kekurangan
dan aibmu. Ia takkan mampu bersabar menanggungnya. Meskipun bersabar, pasti ada
tendensi dan tujuan yang diinginkannya.
Sebaik-baik sahabatmu adalah orang yang tidak menuntut
apa-apa darimu. Itu hanyalah Tuhanmu atau orang yang berakhlak seperti
akhlak-Nya. Adapun orang yang bersahabat karena kebaikanmu dan manfaat yang kau
berikan kepadanya, ia bukanlah sahabat sejati karena tujuannya hanyalah
menunaikan kebutuhannya darimu. Jika tujuan itu telah terlaksana, ia akan
meninggalkanmu.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin
BalasHapus