Senin, 28 September 2015

Al-Hikam 157

“Dia menutup cahaya batin dengan tebalnya perbuatan lahir untuk memuliakannya, sehingga tidak menjadi murah lantaran mudah terlihat orang dan tidak diseru dengan lisan yang menyebutkan ketenarannya.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Allah menutup cahaya hati para wali-Nya dengan perbuatan lahir mereka dan profesi yang mereka geluti dalam kehidupan sehari-hari karena perbuatan lahir para wali itu dapat menghalangi orang lain untuk melihat cahaya hati mereka. Allah melakukan itu demi memuliakan cahaya batin sehingga tidak murah dan tidak tergoda oleh popularitas karena ia memiliki kedudukan tinggi dan rawan godaan. Allah memuliakannya agar ia tidak diobral karena mudah dilihat. Allah menjaganya dari ketenaran di antara makhluk agar tidak menyebabkan terhina di tengah mereka. Hal ini sudah dijelaskan Ibnu Atha’illah dalam hikmahnya, “Mahasuci Allah yang telah menutup rahasia keistimewaan dengan ditampakkannya sifat-sifat kemanusiaan.”
Allah menutup cahaya dan rahasia keistimewaan itu tak lain sebagai bentuk rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kaum mukmin. Hal itu disebabkan, jika rahasia kewalian itu ditampakkan pada seseorang, niscaya orang itu akan dituntut untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban yang tak mampu dilakukannya. Jika ia kurang dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban itu, ia akan terjebak pada sesuatu yang dilarang.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar