“Shalat adalah tempat munajat dan
kerinduan. Di dalamnya ruang rahasia meluas dan cahaya-cahaya bersinar.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Munajat bermakna keintiman dan percakapan lembut
seorang hamba dengan Tuhannya. Shalat adalah media munajat hamba kepada
Tuhannya. Dengan munajat itu, Allah menampakkan sifat-sifat-Nya yang indah
sebagai rahmat-Nya kepada para hamba dan seluruh alam semesta. Dengan munajat
itu pula, Allah memasukkan ke dalam batin hamba ilmu-ilmu laduni dan
rahasia-rahasia pengetahuan.
Shalat juga menjadi sarana pertemuan dan pelepas rindu
hamba dengan Tuhannya. Dengan shalat, hamba menghadap-Nya dengan segenap jiwa
raga dan mendatangi-Nya secara lahir dan batin sehingga dalam relung batinnya
tak ada yang tersimpan selain-Nya. Dengan shalat juga, Allah akan membersihkan
hamba-Nya dengan memberinya kemampuan syuhud
dan mencurahkan karunia dan kebaikan-Nya. Inilah pembersihan yang paling
tinggi. Semakin seorang hamba mendekati-Nya maka Allah pun akan semakin lebih
mendekatinya lagi.
Di dalam shalat, ruang hati menjadi luas, sehingga
bisa menerima rahasia-rahasia yang berlimpah.
Di dalam shalat pula cahaya bersinar terang. Jika
cahaya menyinari hati, hati itu akan lapang dan terbuka menerima berbagai ilmu
dan makrifat. Itulah buah munajat dan pembersihan yang disebut di atas.
Semuanya adalah penegasan dari hikmah sebelumnya bahwa yang dituntut dari
seorang hamba adalah mendirikan shalat secara sungguh-sungguh, bukan sekedar
melaksanakannya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar