Senin, 28 September 2015

Al-Hikam 155

“Ada cahaya yang menyingkap jejak-jejak-Nya dan ada cahaya yang menyingkap sifat-sifat-Nya.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Ada cahaya yang menyingkap keadaan makhluk-makhluk sehingga ia menyinari ahwal para hamba dan menyinari yang ada di atas bumi dan di bawah langit. Ini disebut dengan kasyaf shuwari (pengungkapan bentuk). Kasyaf ini tidak dipedulikan oleh para muhaqqiq.
Ada pula cahaya yang menyingkap sifat-sifat Allah swt. dan keindahan-Nya. Cahaya ini tidak akan terlihat, kecuali pada orang-orang yang darinya tampak sifat-sifat Allah. Ini disebut dengan kasyaf maknawi (pengungkapan immaterial). Kasyaf inilah yang dicari oleh para muhaqqiq.
Ibnu Atha’illah tidak mengatakan, “Ada cahaya yang menyingkap dzat-Nya,” karena penampakan dzat Allah yang murni dan bersih dari sifat-sifat masih menjadi perdebatan di kalangan mereka. Sebagian dari mereka menafikannya. Sebagian lagi membenarkan kemungkinannya.
Syekh Muhyiddin menyebut penampakan dzat Allah yang murni ini dengan bawariq (kilat) karena ia datang dan hilang dengan cepat, dan manusia tidak sanggup menerimanya dalam waktu lama.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar