“Ada cahaya yang menyingkap
jejak-jejak-Nya dan ada cahaya yang menyingkap sifat-sifat-Nya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Ada cahaya yang menyingkap keadaan makhluk-makhluk
sehingga ia menyinari ahwal para
hamba dan menyinari yang ada di atas bumi dan di bawah langit. Ini disebut
dengan kasyaf shuwari (pengungkapan
bentuk). Kasyaf ini tidak dipedulikan
oleh para muhaqqiq.
Ada pula cahaya yang menyingkap sifat-sifat Allah swt.
dan keindahan-Nya. Cahaya ini tidak akan terlihat, kecuali pada orang-orang
yang darinya tampak sifat-sifat Allah. Ini disebut dengan kasyaf maknawi (pengungkapan immaterial). Kasyaf inilah yang dicari oleh para muhaqqiq.
Ibnu Atha’illah tidak mengatakan, “Ada cahaya yang
menyingkap dzat-Nya,” karena penampakan dzat Allah yang murni dan bersih dari
sifat-sifat masih menjadi perdebatan di kalangan mereka. Sebagian dari mereka
menafikannya. Sebagian lagi membenarkan kemungkinannya.
Syekh Muhyiddin menyebut penampakan dzat Allah yang murni
ini dengan bawariq (kilat) karena ia
datang dan hilang dengan cepat, dan manusia tidak sanggup menerimanya dalam
waktu lama.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar