Minggu, 13 September 2015

Al-Hikam 125

“Apabila Allah hendak memperlihatkan karunia-Nya kepadamu, Dia akan mencipta (amal), lalu menisbatkannya kepadamu.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Jika Allah ingin menganugerahkan karunia-Nya, Allah akan menciptakan amal pada dirimu, lalu menisbatkannya kepadamu. Dia akan menyatakan kepadamu melalui malaikat-Nya bahwa kau adalah orang yang taat, bertakwa, gigih, dan gemar beramal. Dengan cara lain, Allah akan menisbatkan amal itu kepadamu melaui lisan  para hamba-Nya, seperti perkataan orang-orang kepadamu, “ Kau adalah orang yang taat, bertakwa, dan rajin beribadah.”
Jika seorang hamba menyaksikan karunia yang amat agung ini dan merasa malu kepada Tuhannya, ia tidak akan menisbatkan sifat-sifat terpuji atau amal-amal baik kepada dirinya karena ia tidak memiliki kelayakan sama sekali untuk itu. Adapun sifat-sifat tercela dan amal yang buruk, menurut etika, sepatutnya ia nisbatkan kepada dirinya sendiri. Ia harus mengakui bahwa itu akibat kezaliman dan kebodohannya.
Sahal bin Abdullah berkata, “Jika seorang hamba melakukan kebaikan lalu ia berkata, “Tuhanku, dengan karunia-Mu aku beramal, Engkau yang membantuku dan memudahkannya,” berarti ia telah bersyukur kepada Allah atas karunia itu. Lalu, Allah pun akan menjawabnya, “Hamba-Ku, melainkan kau sendiri yang taat dan kaulah yang mendekati-Ku,”
Namun, jika seorang hamba hanya memandang dirinya sendiri, lalu bergumam, “Aku yang beramal, aku yang taat, dan aku yang mendekat,” maka Allah akan berpaling darinya. Dia akan berkata kepadanya, “Hamba-Ku, Akulah yang membimbingmu, Aku pula yang membantumu, dan Aku yang memudahkan jalanmu,”
Sekiranya hamba melakukan keburukan, lalu berkata, “Tuhanku, Engkau yang menakdirkannya, Engkau yang menetapkannya, dan Engkau pula yang memutuskannya,” maka Tuhan akan murka kepadanya. Dia akan berkata kepada hamba itu, “Justru kau yang telah buruk. Kau bodoh dank au durhaka,”
Sekiranya hamba itu berkata, “Tuhanku, aku telah berlaku zalim, bodoh dan buruk,” Tuhan pun akan mendatanginya dan berkata, “Hamba-Ku, Akulah yang memutuskannya, Aku yang menetapkannya, dan kau pun telah Ku-ampuni, Aku maafkan, dan Kututupi aibmu,”


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

1 komentar:

  1. Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin

    BalasHapus