“Apabila Allah hendak memperlihatkan
karunia-Nya kepadamu, Dia akan mencipta (amal), lalu menisbatkannya kepadamu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Jika Allah ingin menganugerahkan karunia-Nya, Allah
akan menciptakan amal pada dirimu, lalu menisbatkannya kepadamu. Dia akan
menyatakan kepadamu melalui malaikat-Nya bahwa kau adalah orang yang taat,
bertakwa, gigih, dan gemar beramal. Dengan cara lain, Allah akan menisbatkan
amal itu kepadamu melaui lisan para
hamba-Nya, seperti perkataan orang-orang kepadamu, “ Kau adalah orang yang
taat, bertakwa, dan rajin beribadah.”
Jika seorang hamba menyaksikan karunia yang amat agung
ini dan merasa malu kepada Tuhannya, ia tidak akan menisbatkan sifat-sifat
terpuji atau amal-amal baik kepada dirinya karena ia tidak memiliki kelayakan
sama sekali untuk itu. Adapun sifat-sifat tercela dan amal yang buruk, menurut
etika, sepatutnya ia nisbatkan kepada dirinya sendiri. Ia harus mengakui bahwa
itu akibat kezaliman dan kebodohannya.
Sahal bin Abdullah berkata, “Jika seorang hamba
melakukan kebaikan lalu ia berkata, “Tuhanku, dengan karunia-Mu aku beramal,
Engkau yang membantuku dan memudahkannya,” berarti ia telah bersyukur kepada
Allah atas karunia itu. Lalu, Allah pun akan menjawabnya, “Hamba-Ku, melainkan
kau sendiri yang taat dan kaulah yang mendekati-Ku,”
Namun, jika seorang hamba hanya memandang dirinya
sendiri, lalu bergumam, “Aku yang beramal, aku yang taat, dan aku yang
mendekat,” maka Allah akan berpaling darinya. Dia akan berkata kepadanya,
“Hamba-Ku, Akulah yang membimbingmu, Aku pula yang membantumu, dan Aku yang
memudahkan jalanmu,”
Sekiranya hamba melakukan keburukan, lalu berkata,
“Tuhanku, Engkau yang menakdirkannya, Engkau yang menetapkannya, dan Engkau
pula yang memutuskannya,” maka Tuhan akan murka kepadanya. Dia akan berkata
kepada hamba itu, “Justru kau yang telah buruk. Kau bodoh dank au durhaka,”
Sekiranya hamba itu berkata, “Tuhanku, aku telah
berlaku zalim, bodoh dan buruk,” Tuhan pun akan mendatanginya dan berkata,
“Hamba-Ku, Akulah yang memutuskannya, Aku yang menetapkannya, dan kau pun telah
Ku-ampuni, Aku maafkan, dan Kututupi aibmu,”
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin
BalasHapus