Senin, 28 September 2015

Al-Hikam 144

“Orang-orang memujimu atas apa yang mereka sangka ada pada dirimu. Karena itu, celalah dirimu atas apa yang kau ketahui ada pada dirimu.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Manusia memujimu atas sifat-sifat terpuji yang ada padamu. Oleh karena itu, jangan kau tertipu dan terpesona oleh pujian mereka kepadamu,  tetapi celalah dirimu sendiri. Celalah dirimu karena apa yang tidak sesuai dengan sangkaan manusia kepadamu.
Oleh sebab itu, Ali ra. sering berdo’a, “Ya Allah, jadikan kami lebih baik daripada apa yang mereka kira dan jangan tuntut kami dengan apa yang mereka katakana tentang kami. Ampuni dosa kami atas apa yang tidak mereka ketahui.”
Ucapan Ibnu Atha’illah “Celalah dirimu!” bukan berarti bahwa kau disuruh untuk mendustakan perkataan manusia atau mencoba mengubah sangkaan mereka terhadapmu. Akan tetapi, maksudnya, kau tidak boleh tertipu atau terpesona dan tidak mengutamakan pengetahuanmu atas sangkaan mereka.
Jika seorang pemuji berbohong, misalnya dengan terlalu berlebihan dalam memuji, dan kebohongannya telah diketahui, laksanakanlah sabda Rasulullah, “Lemparkan debu di wajah para pemuji.” Pujian seperti itu dilarang.
Demikian pula jika pujian dapat mendorong orang yang dipuji tertipu dan membuatnya melakukan kesalahan terhadap dirinya sendiri maka laksanakanlah perintah Rasulullah, “Jauhilah pujian karena ia sama dengan tindakan menyembelih seseorang.”


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

1 komentar:

  1. Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin

    BalasHapus