“Orang-orang memujimu atas apa yang
mereka sangka ada pada dirimu. Karena itu, celalah dirimu atas apa yang kau
ketahui ada pada dirimu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Manusia memujimu atas sifat-sifat terpuji yang ada
padamu. Oleh karena itu, jangan kau tertipu dan terpesona oleh pujian mereka
kepadamu, tetapi celalah dirimu sendiri.
Celalah dirimu karena apa yang tidak sesuai dengan sangkaan manusia kepadamu.
Oleh sebab itu, Ali ra. sering berdo’a, “Ya Allah,
jadikan kami lebih baik daripada apa yang mereka kira dan jangan tuntut kami
dengan apa yang mereka katakana tentang kami. Ampuni dosa kami atas apa yang
tidak mereka ketahui.”
Ucapan Ibnu Atha’illah “Celalah dirimu!” bukan berarti
bahwa kau disuruh untuk mendustakan perkataan manusia atau mencoba mengubah
sangkaan mereka terhadapmu. Akan tetapi, maksudnya, kau tidak boleh tertipu
atau terpesona dan tidak mengutamakan pengetahuanmu atas sangkaan mereka.
Jika seorang pemuji berbohong, misalnya dengan terlalu
berlebihan dalam memuji, dan kebohongannya telah diketahui, laksanakanlah sabda
Rasulullah, “Lemparkan debu di wajah para pemuji.” Pujian seperti itu dilarang.
Demikian pula jika pujian dapat mendorong orang yang
dipuji tertipu dan membuatnya melakukan kesalahan terhadap dirinya sendiri maka
laksanakanlah perintah Rasulullah, “Jauhilah pujian karena ia sama dengan
tindakan menyembelih seseorang.”
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin
BalasHapus