“Para ‘abid dan para zahid
merisaukan segala sesuatu karena mereka belum melihat Allah dalam segala
sesuatu. Kalau mereka melihat-Nya dalam segala sesuatu, tentu mereka tak akan
risau oleh sesuatupun.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
‘Abid adalah orang-orang yang menuju Allah melalui jalan
amal dan ibadah, sedangkan zahid
ialah orang-orang yang menuju Allah dengan jalan tawakkal. Kedua golongan ini
cenderung menjauhi makhluk karena mereka terputus dari Allah, terhalang, dan
belum bisa melihat-Nya. Itu diakibatkan oleh sikap mereka yang terlalu
memandang diri sendiri dan selalu memerhatikan kemaslahatan pribadinya. Mereka
lari dari segala hal duniawi (baik itu manusia maupun materi) yang menghantui
pandangan mereka. Mereka takut jika hal duniawi menghalangi tujuan mereka dan
menyimpangkan maksud mereka. Mereka khawatir terlena dan tertipu olehnya.
Sekiranya mereka melihat Allah dalam segala sesuatu,
sebagaimana orang-orang ‘arif dan
para muhibbin (kaum pencinta), mereka
tidak akan khawatir atau takut terhadap segala hal duniawi karena mereka
melihat Allah ada di dalamnya. Tentu mereka tidak akan lagi sibuk memandang dan
memerhatikan kemaslahatan diri sendiri. Buahnya, mereka tidak akan merasa risau
dan takut tertipu olehnya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar