Sabtu, 12 September 2015

Al-Hikam 116

“Para ‘abid dan para zahid merisaukan segala sesuatu karena mereka belum melihat Allah dalam segala sesuatu. Kalau mereka melihat-Nya dalam segala sesuatu, tentu mereka tak akan risau oleh sesuatupun.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

‘Abid adalah orang-orang yang menuju Allah melalui jalan amal dan ibadah, sedangkan zahid ialah orang-orang yang menuju Allah dengan jalan tawakkal. Kedua golongan ini cenderung menjauhi makhluk karena mereka terputus dari Allah, terhalang, dan belum bisa melihat-Nya. Itu diakibatkan oleh sikap mereka yang terlalu memandang diri sendiri dan selalu memerhatikan kemaslahatan pribadinya. Mereka lari dari segala hal duniawi (baik itu manusia maupun materi) yang menghantui pandangan mereka. Mereka takut jika hal duniawi menghalangi tujuan mereka dan menyimpangkan maksud mereka. Mereka khawatir terlena dan tertipu olehnya.
Sekiranya mereka melihat Allah dalam segala sesuatu, sebagaimana orang-orang ‘arif dan para muhibbin (kaum pencinta), mereka tidak akan khawatir atau takut terhadap segala hal duniawi karena mereka melihat Allah ada di dalamnya. Tentu mereka tidak akan lagi sibuk memandang dan memerhatikan kemaslahatan diri sendiri. Buahnya, mereka tidak akan merasa risau dan takut tertipu olehnya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar