Minggu, 30 Agustus 2015

Al-Hikam 115

“Orang lalai memulai harinya dengan memikirkan, apa yang harus dia kerjakan. Sementara itu, orang berakal merenungkan, apa yang akan Tuhan lakukan terhadapnya.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Orang yang lalai ialah yang lupa tauhid dan lupa bahwa segala sesuatu terjadi atas ketetapan dan takdir Allah. Di pagi hari, orang seperti ini akan menisbahkan semua amalnya kepada dirinya sendiri. Biasanya ia berkata, “Apa yang akan kulakukan hari ini?”
Sementara itu orang berakal, saat bangun pagi, ia tidak lalai dari tauhid dan tidak lupa bahwa segala sesuatu terjadi dengan ketentuan dan takdir Allah. Ia juga menisbahkan semua amalnya hanya kepada Allah. Orang seperti ini akan berkata, “Apa yang akan dilakukan Allah terhadapku hari ini?”
Orang lalai akan selalu melihat kemampuan dirinya sendiri. Saat Allah membebaninya dengan sebuah pekerjaan, pekerjaan itu tidak akan berhasil. Sementara itu, orang yang berakal hanya akan melihat kepada Tuhannya. Oleh karena itu, Allah akan mencukupi keinginannya dan memudahkan semua permintaannya. Ini adalah sebuah patokan agar murid bisa mengenali kondisi dirinya.
Hal pertama yang harus terdetik dalam hati seorang murid adalah kadar tauhidnya. Seberapa besar kadar tauhidnya? Itu bisa dilihat melalui kadar cahaya yang datang kepadanya. Jika sejak pertama hatinya hanya memandang pada daya dan kekuatannya, ia akan terputus dari Allah. jika ia sadar dan kembali Allah, tentu ia pun akan sampai kepada-Nya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar