“Mahasuci Dzat yang menyembunyikan
keistimewaan (seorang wali) dengan menampakkan sifat-sifat kemanusiaan(nya),
dan memperlihatkan keagungan rububiyah-Nya di dalam kehambaan (makhluk-Nya).”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Diantara keistimewaan yang dimaksud dalam hikmah di
atas adalah ilmu pengetahuan dan rahasia-rahasia Ilahi yang diberikan dan
dilimpahkan Allah ke dalam hati para wali-Nya.
“Sifat-sifat kemanusiaanya” ialah hal-hal duniawi yang
biasa dialamai dan dihadapi manusia secara umum. Terkadang, sebagian wali
berprofesi sebagai pengemudi keledai tunggangan atau penenun. Bisa jadi tak ada
seorang pun yang mengetahui bahwa ia adalah seorang wali karena keistimewaan
mereka tertutup profesi yang digeluti atau tersamar-samar oleh sikap-sikap mereka
yang tidak berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya, seperti bertengkar atau
beradu mulut dengan orang.
Namun, terkadang pula, Allah menampakkan tanda-tanda
keistimewaan itu pada sebagian manusia, seperti pada para dai. Allah
menampakkannya pada para dai agar dengan peran mereka seluruh manusia menjadi
baik dan sempurna.
Dan keagungan rububiyah-Nya
terlihat ketika Dia memperlihatkan kehambaan makhluk. Artinya, keagungan rububiyah Allah akan tampak manakala Dia
memperlihatkan tanda kehambaan seluruh makhluk. Yang dimaksud tanda kehambaan
makhluk adalah kondisi-kondisi yang membuat seorang makhluk membutuhkan Tuhan,
seperti penyakit dan kemiskinan. Seorang hamba, jika mengalami salah satu
kondisi itu, ia akan berlindung kepada Tuhannya dan memohon agar diselamatkan
dari kondisi itu.
Di sinilah rububiyah
Allah akan ditampakkan-Nya kepada hamba-Nya itu. Allah ingin menegaskan bahwa
hamba itu memiliki Tuhan yang Mahakuasa dan bisa menghilangkan kondisi yang
dialaminya. Tanpa hal itu, Allah tidak akan mengenalkan keagungan rububiyah-Nya.
Tanpa hal itu juga, keagungan rububiyah
Allah hanya akan terselubung dan tidak akan tampak ke permukaan.
Oleh sebab itu, asy-Syadzili berkata, “’Ubudiyah adalah isi. Ia akan ditampakkan
oleh rububiyah.” Mahasuci Tuhan yang
Mahalembut dan Maha Meliputi segala sesuatu.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar