“Perjalanan singkat yang
sesungguhnya adalah bila kau memperpendek jarak dunia sehingga engkau dapat
melihat akhirat lebih dekat kepadamu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Memperpendek
jarak dunia adalah dengan menjauhinya, tidak menyibukkan diri dengan kenikmatan
dan syahwatnya, dan tidak terlena di sana. “Akhirat lebih dekat” bermakna ia
selalu didepan matamu dan tidak jauh dari hatimu. Inilah singkatnya perjalanan
yang sebenarnya. Dengannya, Allah memuliakan para wali-Nya. Dengannya pula, ‘ubudiyah mereka terwujud dengan
sempurna.
Singkatnya perjalanan bukan dengan
dipendekkannya jarak bumi untuk para pengembara yang mencari kebenaran karena
bisa jadi pengembaraan mereka hanyalah kedok dan tipuan belaka. Bukan pula
dengan disingkatnya malam dan siang bagi orang yang banyak bangun malam dan
berpuasa karena bisa jadi amalnya itu mungkin disertai sifat riya’ dan ‘ujub sehingga akibatnya malah kerugian.
Jarak dunia ini tidak mungkin bisa
disingkat untuk seorang hamba, kecuali cahaya keyakinan dalam hatinya
terpancar. Saat itu, dunia akan sirna dari matanya dan dia melihat akhirat
hadir di hadapannya atau ada pada dirinya. Siapa yang penyaksiannya seperti ini
maka pada dirinya tidak akan ada kecintaan terhadap dunia karena ia
menggantinya dengan yang lebih abadi, yaitu akhirat.
Apabila cahaya keyakinan (nurul yaqin) belum terpancar dari
hatinya, ia akan selalu mencintai dunia, merasa tenang dan nyaman di sana,
lebih mengutamakannya daripada akhirat dan menjauhi Tuhannya. Hal itu
dikarenakan, keyakinan dan ketakwaannya lemah.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar