Sabtu, 01 Agustus 2015

Al-Hikam 88

“Perjalanan singkat yang sesungguhnya adalah bila kau memperpendek jarak dunia sehingga engkau dapat melihat akhirat lebih dekat kepadamu.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Memperpendek jarak dunia adalah dengan menjauhinya, tidak menyibukkan diri dengan kenikmatan dan syahwatnya, dan tidak terlena di sana. “Akhirat lebih dekat” bermakna ia selalu didepan matamu dan tidak jauh dari hatimu. Inilah singkatnya perjalanan yang sebenarnya. Dengannya, Allah memuliakan para wali-Nya. Dengannya pula, ‘ubudiyah mereka terwujud dengan sempurna.
Singkatnya perjalanan bukan dengan dipendekkannya jarak bumi untuk para pengembara yang mencari kebenaran karena bisa jadi pengembaraan mereka hanyalah kedok dan tipuan belaka. Bukan pula dengan disingkatnya malam dan siang bagi orang yang banyak bangun malam dan berpuasa karena bisa jadi amalnya itu mungkin disertai sifat riya’ dan ‘ujub sehingga akibatnya malah kerugian.
Jarak dunia ini tidak mungkin bisa disingkat untuk seorang hamba, kecuali cahaya keyakinan dalam hatinya terpancar. Saat itu, dunia akan sirna dari matanya dan dia melihat akhirat hadir di hadapannya atau ada pada dirinya. Siapa yang penyaksiannya seperti ini maka pada dirinya tidak akan ada kecintaan terhadap dunia karena ia menggantinya dengan yang lebih abadi, yaitu akhirat.
Apabila cahaya keyakinan (nurul yaqin) belum terpancar dari hatinya, ia akan selalu mencintai dunia, merasa tenang dan nyaman di sana, lebih mengutamakannya daripada akhirat dan menjauhi Tuhannya. Hal itu dikarenakan, keyakinan dan ketakwaannya lemah.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar