“Adakalanya Dia membukakan pintu
ketaatan untukmu, namun tidak membukakan pintu penerimaan. Adakalanya Dia
menetapkanmu berbuat dosa, namun ternyata dosa itu menjadi sebab sampainya
dirimu kepada-Nya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Hal itu dikarenakan, ketaatan terkadang disertai pula
dengan kekurangan-kekurangan yang merusak keikhlasan, seperti sifat ‘ujub, sikap bergantung pada ketaatan
itu, dan kebiasaan merendahkan orang yang tidak melakukan ketaatan. Semua
keburukan itu menghambat ketaatanmu untuk diterima Allah.
Di sisi lain, dosa terkadang juga diikuti dengan
permohonan perlindungan kepada Allah dan maaf dari-Nya, penghinaan terhadap
diri sendiri, dan pengagungan orang yang tidak melakukannya. Oleh karena itu,
dosa bisa menjadi sumber pengampunan Allah untuknya dan sampainya ia ke
hadirat-Nya.
Atas dasar itu, seorang hamba tidak patut melihat
penampilan lahir segala sesuatu, tetapi hendaknya ia melihat kepada hakikat dan
intinya sehingga jika ia sedang taat, ia akan takut. Namun, jika ia sedang
bermaksiat, ia tetap berharap.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar