“Tidak setiap orang yang memperoleh
keistimewaan sepenuhnya terbebas dari dorongan nafsu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Tidak setiap orang yang mendapatkan perkara luar
biasa, seperti dapat mempersingkat perjalanan, terbang di udara, atau berjalan
di atas air, sepenuhnya terbebas dari gejolak nafsu, dorongan syahwat,
kesalahan, dan pelanggaran.
Ibnu Atha’illah berkata, “Tidak semua orang yang
mendapat karamah terbebas dari salah,” Bahkan mungkin, sebagian orang yang
mendapatkan karamah itu tidak mampu istikamah.
Karamah sejati adalah sikap istikamah yang dimiliki
seseorang. Lain halnya dengan karamah yang berupa perkara-perkara luar biasa
yang kadang kala terjadi pada orang yang tidak beristikamah dengan sempurna.
Bahkan, karamah seperti ini banyak terjadi pada para pemula dan tidak tampak
pada orang yang sudah benar-benar istikamah dan tawakkal. Sekalipun demikian,
keduanya termasuk orang-orang yang dekat dengan Allah. Oleh karena itu, kita
harus tetap menghormati mereka dan memuliakannya. Namun, ahli istikamah lebih
harus dimuliakan daripada ahli istikamah.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar