“Ada dua nikmat yang pasti dialami
dan dirasakan oleh semua makhluk: nikmat penciptaan dan nikmat pemenuhan
kebutuhan.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Kedua nikmat ini dirasakan oleh setiap yang berwujud.
Setiap yang ada, awalnya tidak ada dan nihil. Nikmat penciptaan telah
menghilangkan ketiadaan itu darinya sehingga ia menjadi ada. Tanpa nikmat itu,
niscaya ia tetap tidak ada. Sesuatu yang tidak ada itu tentu tidak berharga.
Ketika keberadaannya membutuhkan pertolongan Ilahi
agar sosok dan rangka fisiknya tetap ada, Allah membantunya dengan memberinya
manfaat dan melindunginya dari bahaya. Oleh karena itu, nikmat penciptaan telah
menghilangkan ketiadaan sebelumnya, sedangkan nikmat pemenuhan atau bantuan
Ilahi dapat menghilangkan ketiadaan sesudahnya dan menggantinya dengan wujud
yang berkesinambungan.
Tanpa nikmat penciptaan, segala sesuatu tidak akan
keluar dari ketiadaan menuju wujud. Ia akan tetap ma’dum (tidak ada). Kemudian, tanpa nikmat pemenuhan dan bantuan
Allah, wujud segala yang ada tidak akan sempurna. Ia tidak akan kekal, bahkan
ia akan cepat rusak dan luluh lantak dalam waktu yang singkat. Semuanya berlaku
pada seluruh makhluk, yang tinggi maupun yang rendah.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar