Selasa, 18 Agustus 2015

Al-Hikam 98

“Ada dua nikmat yang pasti dialami dan dirasakan oleh semua makhluk: nikmat penciptaan dan nikmat pemenuhan kebutuhan.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Kedua nikmat ini dirasakan oleh setiap yang berwujud. Setiap yang ada, awalnya tidak ada dan nihil. Nikmat penciptaan telah menghilangkan ketiadaan itu darinya sehingga ia menjadi ada. Tanpa nikmat itu, niscaya ia tetap tidak ada. Sesuatu yang tidak ada itu tentu tidak berharga.
Ketika keberadaannya membutuhkan pertolongan Ilahi agar sosok dan rangka fisiknya tetap ada, Allah membantunya dengan memberinya manfaat dan melindunginya dari bahaya. Oleh karena itu, nikmat penciptaan telah menghilangkan ketiadaan sebelumnya, sedangkan nikmat pemenuhan atau bantuan Ilahi dapat menghilangkan ketiadaan sesudahnya dan menggantinya dengan wujud yang berkesinambungan.
Tanpa nikmat penciptaan, segala sesuatu tidak akan keluar dari ketiadaan menuju wujud. Ia akan tetap ma’dum (tidak ada). Kemudian, tanpa nikmat pemenuhan dan bantuan Allah, wujud segala yang ada tidak akan sempurna. Ia tidak akan kekal, bahkan ia akan cepat rusak dan luluh lantak dalam waktu yang singkat. Semuanya berlaku pada seluruh makhluk, yang tinggi maupun yang rendah.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar