“Ketika Dia memberimu, Dia
mempersaksikan kebaikan-Nya. Ketika Dia tidak memberimu, Dia memperlihatkan
kuasa-Nya. Pada semua itu, Dia memperkenalkan diri kepadamu dan mendatangimu
lewat kelembutan-Nya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Ketika memberimu, Allah menampakkan sifat-sifat
kebaikan-Nya, berupa kemuliaan, kemurahan, kebaikan, kelembutan, kasih sayang,
dan sebagainya. Ketika Dia menolak memberimu, Dia menampakkan sifat-sifat
kuasa-Nya yang mengandung keperkasaan, keunggulan, paksaan, kesombongan, kekerasan,
dan ketidakbutuhan-Nya. Dalam dua kondisi itu, Allah mendekatimu dan
menghendakimu untuk mengenali-Nya.
Kita pun demikian. Bila ingin dikena orang lain, kita
bisa memberi pemberian kepada orang itu, bisa juga menyiksanya. Kedua cara
tersebut menjadi sebab kita dikenal orang lain.
Maka pahamilah, dengan kedua cara itu, Allah
mendekatimu. Karena pengetahuanmu tentang sifat-sifat kebaikan dan kuasa-Nya
merupakan karunia dan kasih sayang terbesar Allah untukmu. Oleh sebab itu, kau
harus mensyukurinya.
Kesimpulannya, yang dituntut dari para hamba adalah
agar mereka mengenali Tuhannya melalui sifat-sifat dan nama-nama baik-Nya. Tak
ada jalan lain untuk mengenali-Nya, kecuali Allah sendiri yang mengenalkan
diri-Nya kepada mereka.
Caranya, bisa dengan menurunkan musibah-musibah dan
cobaan-cobaanNya, bisa pula dengan menganugerahkan pemberian-pemberianNya yang
sesuai atau berbeda dengan keinginan mereka. Siapa yang mengenal Tuhannya
dengan baik, ia tidak akan terlena oleh kepentingan diri sendiri. Ia tidak akan
membedakan antara pemberian dan penolakan Allah karena masing-masing merupakan
jalan yang membawanya menuju makrifat tentang sifat Allah, baik itu yang
berhubungan dengan sifat-sifat baik-Nya maupun dengan sifat-sifat kuasa-Nya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar