“Mahasuci Allah yang tidak membuat
penanda atas para wali-Nya, kecuali dengan penanda atas Diri-Nya. Dia juga
tidak mempertemukan dengan mereka, kecuali orang yang Dia kehendaki untuk
sampai kepada-Nya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Mahasuci Allah yang sengaja menjadikan penanda
diri-Nya sebagai penanda para wali-Nya. Sulit bagi kita mengenali seorang wali,
sebagaimana sulit mengenali Allah.
Karena Allah terhijab dengan alam semesta, jalan untuk
sampai kepada-Nya dan mengenali-Nya merupakan perkara yang amat sulit. Jika
hijab tersebut tersingkap di hadapan seseorang, tentu itu adalah karunia besar
dan anugerah agung yang harus disyukurinya.
Demikian pula seorang wali, ia terhalang oleh tebalnya
ciptaan-ciptaan lahir, makanan dan minuman yang ia konsumsi, dan perbuatan
manusiawi lainnya sehingga untuk mengenalinya pun perkara yang sulit. Jika
seseorang bisa mengenali seorang wali, berarti ia telah mendapatkan anugerah
dan karunia yang harus ia syukuri.
Kesimpulannya, mendapat makrifat dan mengenali Allah
secara khusus adalah bentuk perhatian dan kasih sayang Allah swt. kepada
seorang hamba, bukan karena permohonan atau karena sebab tertentu. Demikian
pula mengenali seorang wali. Bahkan, mengenali seorang wali itu lebih sulit
daripada mengenali Allah swt. karena Allah swt. sudah dikenal dengan
kesempurnaan dan keindahan-Nya. Sementara itu, seorang wali sama dengan kita.
Ia biasa makan dan minum serta melakukan aktifitas manusia biasa seperti kita.
Jika Allah ingin memperkenalkanmu dengan seorang
wali-Nya agar kau mendapatkan manfaat darinya, Dia akan menutupi wujud
kemanusiaannya dan memperlihatkan padamu wujud keistimewaannya. Tak ada yang
dapat mengenali para wali atau berkumpul bersama mereka, kecuali yang
dikehendaki Allah untuk sampai kepada-Nya karena mereka adalah para kekasih
Allah. Allah akan cemburu jika mereka dikerumuni manusia. Barang siapa yang
akan dikenalkan Allah kepadanya maka Allah akan menghimpunnya dengan mereka
dalam sebuah persahabatan khusus.
Para Wali ini ada dua kelompok. Kelompok pertama, yang
terlihat di mata orang awam dan orang khusus. Kelompok kedua, yang hanya
terlihat di mata orang khusus. Di samping itu, ada juga hamba-hamba Allah yang
tak seorang pun makhluk-Nya mampu melihat mereka, bahkan para malaikat yang
bertugas mencabut nyawa sekalipun. Yang mencabut nyawa mereka adalah Allah
langsung, dan badan mereka tak sedikit pun tersentuh debu.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Assalamu'alaikum wr wb. Dengan hormat memohon ijin utuk mengkopi. Semoga panjenegan mendapat berkah Allah SWT yang berlimpah. Amin Amin Amin Ya Robbal Alamin
BalasHapus