“Allah mengetahui bila hamba ingin
agar rahasia pertolongan-Nya tampak. Dia berfirman, ‘Dia yang menentukan
rahmat-Nya untuk siapa yang Dia kehendaki.’ Allah juga mengetahui bila mereka
dibiarkan begitu saja, tentu mereka tidak akan beramal karena bersandar pada
keputusan azali. Oleh karena itu, Dia berfirman, ‘Sesungguhnya rahmat Allah
akan sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.’”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
“Rahasia” adalah sesuatu yang tertutup karena ia
tersembunyi dari kita. Ketika Allah mengetahui bahwa kita menghendaki
pertolongan itu terjadi dan kita memintanya dengan do’a dan amal saleh serta
yakin bahwa keduanya berpengaruh pada datangnya pertolongan yang kita inginkan
itu, Dia langsung berfirman, “Dia yang
menentukan rahmat-Nya untuk siapa yang dikehendaki-Nya.”
Firman Allah ini menghentikan kita dan memutus
ketamakan kita karena mungkin pertolongan Allah itu khusus diberikan kepada
beberapa manusia saja. Sebagaimana halnya kenabian, ketika orang-orang
merindukan datangnya nabi di akhir zaman, banyak orang yang mengaku sebagai
nabi. Namun, Allah mematahkan klaim mereka dengan firman-Nya, “Allah lebih mengetahui di mana Dia
menempatkan tugas kerasulan.” (QS. al-An’am [6]: 124)
Allah juga mengetahui bahwa jika mereka dibiarkan
begitu saja setelah mendapati bahwa pertolongan azali itu khusus diterima
sebagian orang saja dan bukan untuk umum, niscaya mereka tidak akan beramal
karena hanya bersandar kepada putusan azali
itu. Mereka akan berkata, “Jika di masa azali
telah ditetapkan bahwa kami adalah orang-orang khusus yang mendapatkan
pertolongan Allah, niscaya kami akan selamat dari neraka dan akan masuk surga.
Maka dari itu, kami tidak perlu lagi beramal atau berdo’a.”
Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat
baik.” Orang yang berbuat baik adalah orang yang sering beramal saleh.
Kedekatan rahmat Allah itu adalah tanda pertolongan azali Allah. Walaupun tidak menjadi sebab yang mendatangkan
pertolongan itu, amal saleh tidak patut ditinggalkan hanya karena bersandar
pada putusan azali.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar