“Keinginanmu agar orang mengetahui
keistimewaanmu adalah bukti ketidaktulusanmu dalam ‘ubudiyah-mu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Keinginanmu agar keistimewaan atau kelebihan yang
diberikan Allah kepadamu yang berupa ilmu, amal saleh, atau ahwal batin diketahui orang lain adalah
bukti ketidakikhlasanmu dalam ‘ubudiyah-mu.
Keihklasan dalam ‘ubudiyah
bermakna kau menyingkirkan segala hal yang bernuansa kemakhlukan dan tidak
pernah menoleh ke arahnya. Sekiranya kau tulus dalam menyembah Tuhanmu, niscaya
kau cukup puas dengan hanya kau diketahui-Nya. Kau juga tidak akan suka jika
orang lain mengetahuimu sebab hal itu dapat membuatnya iri hati kepadamu atas
kondisimu akibat pandangannya yang besar terhadap kemakhlukan.
Sebagian orang ada yang suka jika amalnya dilihat
manusia. Orang yang seperti ini riya’
dalam amalnya. Barang siapa yang kondisinya ingin dilihat manusia, berarti ia
pembohong. Ini biasanya terjadi di awal upaya meniti jalan Allah (suluk). Akan tetapi, jika seorang hamba
telah mendapat makrifat dan musyahadah,
tak masalah baginya untuk memberitahukan amal-amalnya dan menampakkan kebaikan ahwal-nya karena hal itu bertujuan untuk
menunaikan hak syukurnya kepada Allah serta agar banyak orang yang mengikuti
jejaknya.
Pada awalnya, ahli tarekat membangun perilaku mereka
atas sikap menjauh dari makhluk, menyendiri dengan Yang Maha Haq, dan menyembunyikan amal dan ahwal-nya untuk mewujudkan kefanaan
mereka, mengukuhkan kezuhudannya, menjaga keselamatan hati mereka, dan ingin
mengikhlaskan amal mereka untuk Tuhan semata. Sampai ketika keyakinan telah
merasuki diri mereka dengan kuat dan mereka telah menampakkan hakikat kefanaan,
jika Allah berkehendak, Dia akan menampakkan mereka di hadapan manusia. Jika
Dia berkehendak, Dia akan menutupinya dari mereka. Keinginan ahli tarekat tidak
bergantung pada tampak atau tidaknya amal mereka di hadapan manusia. Mereka
hanya mengembalikan segala urusan dan perkaranya kepada Allah swt. semata.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar