“Siapa yang berbicara (mengajar)
karena memandang kebaikan dirinya, ia akan berhenti ketika berbuat salah.
Namun, siapa yang berbicara karena memandang anugerah Allah padanya, ia tidak
akan berhenti ketika berbuat salah.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Siapa yang berbicara tentang ilmu satu kaum dan
memberitahukannya kepada murid karena
memandang kebaikan dirinya atau karena melihat bahwa ungkapannya tentang ilmu
itu bersumber dari kebaikan atau amal salehnya, ia akan berhenti ketika berbuat
salah. Ia akan berhenti bicara ketika ia bermaksiat karena malu dengan
maksiatnya. Penyebabnya adalah karena memandang kebaikan dirinya saat
berbicara. Saat kebaikan itu hilang, bicaranya pun terhenti.
Namun, siapa yang berbicara karena memandang hamparan
kebaikan Allah atau memandang bahwa ungkapan dan pemberitahuannya tentang ilmu
itu bersumber dari kebaikan Allah dan tidak memandang diri sendiri, ia tidak
akan diam ketika berbuat salah. Ia tidak akan berhenti bicara ketika ia
melakukan maksiat. Hal itu dikarenakan sikapnya yang tidak memandang diri
sendiri dan hanya melihat keesaan dan kekuasaan Tuhannya, membuatnya berani
untuk terus berbicara.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar