“Hilangkan pandangan makhluk padamu
dengan pandangan Allah. Lupakan sambutan mereka dengan menyaksikan sambutan-Nya
padamu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Singkirkan pandangan makhluk kepadamu. Jangan menoleh
kepada pandangan mereka terhadapmu. Jangan mencarinya. Jangan pula pernah
terpikir olehmu untuk mendapatkannya. Jauhkan pandangan mereka itu dari dirimu.
Jauhkan ia dengan pandangan Allah terhadapmu! Hendaknya yang kau harap dan kau
cari hanyalah pandangan Allah terhadapmu.
Lupakan sambutan mereka kepadamu dengan menyaksikan
sambutan Allah kepadamu. Jangan pernah menoleh kepada kehangatan sambutan
mereka, apalagi mencarinya. Namun, jadikan tolehan dan pencarianmu hanya kepada
sambutan Allah karena sambutan makhluk kepada seorang murid sebelum ia mencapai kesempurnaan justru akan mendorongnya
untuk berpura-pura dan sok alim di hadapan mereka. Tentu itu akan membuat
derajatnya turun dan jatuh di mata Allah swt.
Tak ada yang rida dengan sambutan makhluk kepada
dirinya, kecuali orang yang berakal sempit dan bertekad rendah. Hal itu
dikarenakan, keridaan manusia merupakan sesuatu yang tak bisa diketahui dengan
pasti. Manusia terbodoh adalah yang mencari sesuatu yang tidak diketahuinya.
Adapun orang yang berakal cerdas dan luas, ia tidak akan cenderung, kecuali
kepada sambutan Allah terhadapnya, tanpa peduli dengan celaan atau hinaan
orang-orang kepadanya.
Seorang bijak berkata, “Orang yang tulus adalah orang
yang tidak peduli jika seluruh kehormatannya sirna dari hati makhluk demi
memperbaiki hatinya. Ia tidak suka jika manusia mengetahui sebiji sawi
kesalehan amalnya dan tidak benci jika mereka mengetahui keburukan amalnya.
Jika ia benci keburukannya diketahui, itu pertanda bahwa ia berharap lebih dari
manusia. Ini bukanlah keikhlasan para shaddiqin.”
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar