Jumat, 16 Oktober 2015

Alhikam 7 (Buku Kedua)

“Hilangkan pandangan makhluk padamu dengan pandangan Allah. Lupakan sambutan mereka dengan menyaksikan sambutan-Nya padamu.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Singkirkan pandangan makhluk kepadamu. Jangan menoleh kepada pandangan mereka terhadapmu. Jangan mencarinya. Jangan pula pernah terpikir olehmu untuk mendapatkannya. Jauhkan pandangan mereka itu dari dirimu. Jauhkan ia dengan pandangan Allah terhadapmu! Hendaknya yang kau harap dan kau cari hanyalah pandangan Allah terhadapmu.
Lupakan sambutan mereka kepadamu dengan menyaksikan sambutan Allah kepadamu. Jangan pernah menoleh kepada kehangatan sambutan mereka, apalagi mencarinya. Namun, jadikan tolehan dan pencarianmu hanya kepada sambutan Allah karena sambutan makhluk kepada seorang murid sebelum ia mencapai kesempurnaan justru akan mendorongnya untuk berpura-pura dan sok alim di hadapan mereka. Tentu itu akan membuat derajatnya turun dan jatuh di mata Allah swt.
Tak ada yang rida dengan sambutan makhluk kepada dirinya, kecuali orang yang berakal sempit dan bertekad rendah. Hal itu dikarenakan, keridaan manusia merupakan sesuatu yang tak bisa diketahui dengan pasti. Manusia terbodoh adalah yang mencari sesuatu yang tidak diketahuinya. Adapun orang yang berakal cerdas dan luas, ia tidak akan cenderung, kecuali kepada sambutan Allah terhadapnya, tanpa peduli dengan celaan atau hinaan orang-orang kepadanya.
Seorang bijak berkata, “Orang yang tulus adalah orang yang tidak peduli jika seluruh kehormatannya sirna dari hati makhluk demi memperbaiki hatinya. Ia tidak suka jika manusia mengetahui sebiji sawi kesalehan amalnya dan tidak benci jika mereka mengetahui keburukan amalnya. Jika ia benci keburukannya diketahui, itu pertanda bahwa ia berharap lebih dari manusia. Ini bukanlah keikhlasan para shaddiqin.”


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar