“Alam ini lahirnya berupa tipuan,
sedangkan batinnya berupa pelajaran. Diri (nafsu) melihat kepada lahirnya yang
menipu, sedangkan qalbu melihat kepada batinnya yang menjadi pelajaran .”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Maksud “alam” di sini adalah segala
kenikmatan dan pernak-pernik duniawi yang di dalamnya nafsu meraih
keuntungannya. Alam membuat jiwa tertipu karena keindahan dan kilauannya. Namun
hakikatnya, alam sesungguhnya adalah objek untuk diambil pelajarannya dan
dijauhi karena keburukan, kehinaan, dan kefanaannya.
Secara lahir, alam ini sangatlah
indah dipandang, sedangkan secara batin, ia amat buruk. Siapa yang melihat
kepada lahirnya, ia akan mendapatinya hijau, indah, dan menyilaukan. Pasti ia
tertipu karenanya dan akan suka melihatnya. Namun, siapa yang melihat hakikat
batinnya, ia akan mendapatinya kering, mati dan kotor sehingga akan
menjadikannya pelajaran dan menjauhinya.
Nafsu selalu melihat kepada hiasan
alam yang menyilaukan sehingga ia tertipu dan pemiliknya akan binasa. Namun, qalbu
akan melihat pada batinnya atau keburukannya sehingga ia akan berkaca di sana
dan terhindar dari keburukannya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar