Jumat, 31 Juli 2015

Al-Hikam 81

“Alam ini lahirnya berupa tipuan, sedangkan batinnya berupa pelajaran. Diri (nafsu) melihat kepada lahirnya yang menipu, sedangkan qalbu melihat kepada batinnya yang menjadi pelajaran .”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Maksud “alam” di sini adalah segala kenikmatan dan pernak-pernik duniawi yang di dalamnya nafsu meraih keuntungannya. Alam membuat jiwa tertipu karena keindahan dan kilauannya. Namun hakikatnya, alam sesungguhnya adalah objek untuk diambil pelajarannya dan dijauhi karena keburukan, kehinaan, dan kefanaannya.
            Secara lahir, alam ini sangatlah indah dipandang, sedangkan secara batin, ia amat buruk. Siapa yang melihat kepada lahirnya, ia akan mendapatinya hijau, indah, dan menyilaukan. Pasti ia tertipu karenanya dan akan suka melihatnya. Namun, siapa yang melihat hakikat batinnya, ia akan mendapatinya kering, mati dan kotor sehingga akan menjadikannya pelajaran dan menjauhinya.
            Nafsu selalu melihat kepada hiasan alam yang menyilaukan sehingga ia tertipu dan pemiliknya akan binasa. Namun, qalbu akan melihat pada batinnya atau keburukannya sehingga ia akan berkaca di sana dan terhindar dari keburukannya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar