Sabtu, 03 Januari 2015

Al-Hikam 5

“kegigihanmu dalam mencari apa yang telah dijamin untukmu dan kekuranganmu dalam melaksanakan apa yang diminta darimu menjadi bukti butanya mata hatimu”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Maksud dari “apa yang telah dijamin” ialah rezeki dan karunia Allah. Allah swt berfirman, “dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allahlah yang member rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (QS.al-‘ankabut [29]:60)
            Sementara itu maksud dari “kekuranganmu dalam melaksanakan apa yang diminta darimu” ialah kekurangan dalam melaksanakan amalan-amalan yang bisa membimbingmu menempuh jalan menuju Tuhanmu seperti zikir, shalat, dan wirid. Allah swt berfirman, ”dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-dzariyat [51]:56)
            Yang dituntut dari seorang murid ialah terus berusaha member makan ruh dengan zikir-zikir kepada Allah dan melakukan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada-Nya; bukan member makan yang lainnya karena itu sudah menjadi wewenang Tuhannya.
            Buta mata hati maknanya, hati tidak lagi bisa melihat berbagai perkara maknawi, sebagaimana mata dapat melihat perkara-perkara indrawi.
            Dalam hikmah diatas, Ibnu Atha’illah menggunakan lafal “kegigihan” untuk menyatakan bahwa mencari rezeki yang dilakukan sekedarnya dan tanpa kegigihan tidak dilarang bagi seorang murid karena tidak menyebabkan buta mata hatinya.

(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar