“Jika kau tidak bisa berbaik sangka
kepada Allah karena kebaikan sifat-sifatNya, berbaik sangkalah kepada-Nya atas
kebaikan perlakuan-Nya terhadapmu. Bukankah Dia selalu memberimu yang baik-baik
dan mengaruniaimu berbagai kenikmatan?”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Dalam hikmah ini, Ibnu Atha’illah
mengisyaratkan bahwa dalam berbaik sangka kepada Allah, manusia terbagi menjadi
dua golongan: golongan khusus dan golongan awam.
Golongan khusus berbaik sangka
kepada Allah atas sifat-sifatNya yang baik. Sementara itu golongan umum berbaik
sangka kepada Allah atas perlakuan-Nya yang baik terhadap diri mereka, berupa
karunia dan nikmat yang telah diberikan-Nya terhadap mereka.
Ada perbedaan mencolok antara dua maqam tersebut. Ibnu Atha’illah seakan
berkata, wahai murid, kau harus berbaik sangka kepada Allah secara mutlak, baik
itu atas manfaat yang telah diberikan-Nya maupun bahaya yang telah
dijauhkan-Nya darimu. Kau tidak boleh berpaling kepada selain-Nya. Jika kau tak
sanggup berbaik sangka kepada-Nya menurut maqam
orang khusus, kau bisa berbaik sangka kepada-Nya menurut maqam orang awam. Sikap berbaik sangkamu kepada Allah atas kebaikan
sifat-sifatNya akan menumbuhkan cinta dan tawakkal yang benar kepada-Nya. Baik
sangkamu kepada-Nya atas perlakuan-Nya yang baik terhadapmu akan membuahkan
syukur atas nikmat dan rahmat-Nya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar