Senin, 20 April 2015

Al-Hikam 45

“Jangan kau temani orang yang keadaannya tidak membuatmu bersemangat dan ucapannya tidak membimbingmu ke jalan Allah”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Seorang murid dilarang berteman dengan orang semacam itu sekalipun orang itu adalah ahli ibadah atau ahli zuhud karena dianggap tidak ada gunanya. Sebaliknya, kau disarankan berteman berteman dengan orang yang membuatmu bersemangat dan ucapannya membimbingmu ke jalan Allah.
            Misalnya, orang yang tekadnya tinggi senantiasa bergantung kepada Allah, jauh dari makhluk, atau dalam setiap kebutuhannya tidak bertumpu kecuali kepada Allah dan dalam setiap perkara tidak bertawakkal kepada selain-Nya sehingga di matanya seluruh manusia itu tak berarti apa-apa, tidak bisa mendatangkan bahaya ataupun manfaat. Bahkan, ia menganggap dirinya sendiri rendah dan tak berguna, tidak mampu berbuat sesuatu, dan tidak bisa menentukan nasibnya sendiri. Dalam setiap amalnya, ia tetap berjalan pada jalur syara’, tanpa melebih-lebihkannya atau menguranginya. Inilah sifat orang-orang ‘arif yang mengenal Allah.
            Menemani orang-orang seperti itu, walaupun ibadahnya sedikit dan amalan sunahnya tidak banya, amat dianjurkan bagi seorang murid karena banyak mendatangkan manfaat, baik dari sisi agama maupun dunia sebab manusia selalu mengikuti tabiat manusia lain.
            Adapun orang-orang yang tidak memiliki sifat-sifat di atas, kita hanya diperbolehkan bergaul dengan mereka secara lahir, tidak lebih, karena tidak ada gunanya bergaul dengan mereka. Jika mereka sederajat denganmu, pergaulanmu denga mereka tidak akan mendatangkan bahaya apa-apa bagimu. Namun, jika derajat mereka berada di bawahmu, Ibnu Atha’illah memberikan nasihatnya melalui hikmah selanjutnya:


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar