“Amal sedikit dari hati yang zahid
tidak bisa dikatakan sedikit. Amal yang banyak dari hati yang tamak tidak bisa
dikatakan banyak”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Seorang zahid adalah orang yang tidak bergantung pada dunia. Amalnya,
walaupun secara kasat mata tampak sedikit, secara maknawi amatlah banyak karena
terbebas dari cacat dan kekurangan yang membuat amal itu tidak diterima,
seperti riya’, pura-pura di hadapan
manusia, mengharap keuntungan duniawi, atau tanpa kehadiran hati di hadapan
Allah.
Sementara itu, amal yang bersumber
dari hati yang tamak terhadap dunia, walaupun secara kasat mata amal itu
terlihat banyak, secara maknawi amal itu dianggap sedikit karena tidak terbebas
dari hal-hal yang mengotori dan mengurangi nilainya.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, “Dua
rakaat (shalat sunah) dari seorang zahid
yang alim lebih baik daripada ibadah para ‘abid
dan mujtahid sepanjang hidup mereka.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar