Jumat, 24 April 2015

Al-Hikam 47

“Amal sedikit dari hati yang zahid tidak bisa dikatakan sedikit. Amal yang banyak dari hati yang tamak tidak bisa dikatakan banyak”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Seorang zahid adalah orang yang tidak bergantung pada dunia. Amalnya, walaupun secara kasat mata tampak sedikit, secara maknawi amatlah banyak karena terbebas dari cacat dan kekurangan yang membuat amal itu tidak diterima, seperti riya’, pura-pura di hadapan manusia, mengharap keuntungan duniawi, atau tanpa kehadiran hati di hadapan Allah.
            Sementara itu, amal yang bersumber dari hati yang tamak terhadap dunia, walaupun secara kasat mata amal itu terlihat banyak, secara maknawi amal itu dianggap sedikit karena tidak terbebas dari hal-hal yang mengotori dan mengurangi nilainya.
            Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, “Dua rakaat (shalat sunah) dari seorang zahid yang alim lebih baik daripada ibadah para ‘abid dan mujtahid sepanjang hidup mereka.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar