“Dengarlah sabda Rasulullah, “Siapa
yang hijrahnya kepada Allah dan rasulnya maka hijrahnya kepada Allah dan
rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin diraihnya atau
kepada perempuan yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang
ditujunya.” Pahamilah sabda Rasulullah ini dan perhatikan hal tersebut jika kau
memiliki kecerdasan dan pemahaman.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Hadis ini menegaskan makna hikmah
sebelumnya. Hadis ini patut diperhatikan dan dicamkan baik-baik, terutama pada
bagian akhir, yaitu bahwa hijrah seseorang akan berakhir di tempat yang menjadi
tujuan hijrahnya. Maknanya, orang yang hijrahnya kepada dunia saja tidak akan
meraih pencapaian dan kedekatan yang diraih oleh orang-orang yang berhijrah
kepada Allah dan rasul-Nya. Seakan Rasulullah memperingatkan kita tentang
pengaruh buruk dunia dan perempuan terhadap jiwa bila kita terlalu terobsesi
pada dunia dan perempuan.
Sabda beliau “maka hijrahnya kepada Allah dan rasu-Nya” bermakna pergi dari alam
menuju Pencipta alam. Inilah yang dituntut dari seorang hamba. Adapun makna
ungkapan “maka hijrahnya itu kepada apa
yang ditujunya” adalah tetap berada di alam, tidak kemana-mana, dan hanya
berputar-putar ditempat.
Kesimpulannya, kita dituntut untuk
menguatkan tekad, menjauhkan keinginan dari makhluk, dan menggantungkan diri
kepada Yang Maha Haq. Tentu, faktor yang bisa memudahkan kita sampai pada maqam ini ialah pergaulan dengan kaum ‘arif yang mengenal Allah.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar