Jumat, 29 Mei 2015

Al-Hikam 58

“Cahaya adalah tentara qalbu dan kegelapan adalah prajurit nafsu. Jika Allah ingin menolong hamba-Nya, Allah akan membantunya dengan bala tentara cahaya dan memutus bantuan prajurit kegelapan dan keduniaan.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

            Dengan iringan tentara qalbu (cahaya), hati bisa sampai ke hadirat Allah dengan mudah daan selamat, sebagaimana seorang raja yang diiringi bala tentaranya menuju tujuannya, yaitu mengalahkan musuh. Inilah pengertian yang dapat kita petik dari hikmah di atas.
            “Kegelapan”, yang merupakan tabiat seorang hamba, dianggap sebagai bala bantuan dan prajurit nafsu yang mengiringi seorang hamba sampai kepada tujuan, yaitu meraih keduniaan.
            Perang antara hati dan nafsu akan terus berlangsung sepanjang waktu. Jika Allah ingin membantu hamba-Nya mengalahkan nafsu-nya, Dia akan mengirimkan bala bantuan-Nya, ia akan menyadari keburukan syahwat yang menghambatnya untuk sampai kepada Allah. Selain itu,  Allah juga akan membinasakan prajurit kegelapan dan tipuan dunia yang akan membantu nafsu.
            Sebaliknya, jika Allah ingin menghinakan seorang hamba, Dia akan memberinya prajurit kegelapan. Hati yang cenderung kepada amal saleh (misalnya, ingin berpuasa) dan nafsu yang cenderung kepada syahwat (misalnya, ingin berbuka) akan bertempur dan saling membunuh. Saat itu, cahaya dan rahmat Allah akan segera membantu hati, sedangkan kegelapan akan menolong nafsu. Saat kedua barisan pasukan itu bertemu dan pertempuran semakin sengit, tak ada jalan lain bagi seorang hamba kecuali ia harus takut kepada Allah dan bertawakkal kepada-Nya. Seperti itulah yang terjadi dalam setiap amal saleh yang dikerjakannya hingga ia berhasil sampai kehadirat Allah. Saat itu, kekuasaan nafsu akan terputus dan kalah.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

1 komentar:

  1. Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin

    BalasHapus