“Janganlah senang lantaran kau bisa
melakukan ketaatan, tetapi senanglah lantaran ketaatan itu dikaruniakan Allah
kepadamu. “Katakanlah, Berkat karunia dan rahmat Allahlah hendaknya mereka
bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.’” (QS. Yunus
[10]:58)
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Jangan merasa senang jika kau mampu
melakukan sebuah ketaatan. Sikap seperti itu adalah sikap tercela, terlarang,
dan dapat membatalkan ketaatan. Yang semestinya membuatmu senang bukanlah
kemampuanmu melakukan ketaatan, tetapi karena Allah telah menganugerahkan
ketaatan itu kepadamu. Inilah sikap yang terpuji dan diharapkan dari seorang
hamba. Inilah bentuk kesyukuran seorang hamba atas karunia tersebut.
Ibnu Atha’illah mendasari hikmah ini
atas firman Allah, “Katakanlah, ‘Berkat karunia dan rahmat Allahlah hendaknya
mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.’” (QS.
Yunus [10]: 58)
Ketaatan yang bisa dilakukan seorang
hamba merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang Allah kepadanya. Oleh karena
itu, ia patut berbahagia atas hal itu, bukan atas upayanya menjalankan ketaatan
itu.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim
BalasHapusMohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin