“Diantara tanda kebodohan seorang
murid adalah jika bersikap tidak sopan, tetapi hukuman untuknya ditangguhkan,
ia justru berkata, “Jika ini adalah sikap tidak sopan, tentu aku sudah tidak
ditolong lagi dan dijauhi.” Bisa jadi, ia memang sudah tidak ditolong lagi.
Namun, ia tidak menyadarinya karena mungkin bentuknya hanya berupa tidak
ditambahnya pertolongan. Bisa jadi pula sebenarnya ia telah dijauhi. Namun, ia
tidak menyadarinya karena mungkin bentuknya hanya berupa pembiaran dirinya
dengan keinginannya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Bersikap tidak sopan bisa terjadi
terhadap Allah, guru, manusia, bisa pula terhadap diri sendiri. Diantara contoh
bersikap tidak sopan terhadap Allah adalah melanggar perintah-Nya, menaati
aturan selain aturan-Nya, mengeluhkan hukum-hukum-Nya yang dianggap
memberatkan, dan mengadukan penderitaannya kepada makhluk.
Diantara contoh bersikap tidak sopan
terhadap guru adalah membangkang dan tidak mau menerima nasihat dan saran
mereka.
Sebagian orang berkata, “Membangkang
kepada guru tidak ada tobatnya.”
Bahkan, ada yang mengatakan, “Siapa
yang berkata ‘mengapa’ kepada gurunya maka ia tidak akan pernah beruntung.”
Al-Qusyairi berkata, “Siapa yang
menemani seorang guru, namun kemudian membangkang dalam hatinya, berarti ia
telah melanggar akad pertemanan itu dan harus segera bertobat.”
Jika seorang salik mendapati dirinya belum juga sampai ke tujuannya, hendaknya
ia sadar bahwa hal itu mungkin disebabkan oleh pembangkangannya secara
diam-diam terhadap guru-gurunya. Karena guru itu ibarat duta bagi para murid di hadapan Tuhan.
Contoh sikap tidak sopan kepada
manusia adalah yang pernah terjadi pada Junaidi saat ia melihat seorang miskin
yang meminta-minta kepadanya. Ketika itu, ia membatin, “Sekiranya ia bekerja
untuk memenuhi kebutuhan dirinya, tentu akan lebih baik.” Akibatnya, wiridnya
pada malam itu terasa berat baginya. Ia bermimpi melihat sekelompok orang
mendatanginya membawa orang miskin itu di atas meja hidangan. Mereka berseru
kepadanya, “Makanlah dagingnya karena kau telah menggibahinya!”
Akhirnya, Junaidi mencari orang
miskin itu. Saat menemukannya, ia pun lantas mengucapkan salam kepadanya.
Kemudian, orang miskin itu berkata, “Pulanglah kembali, wahai Abu Qasim!”
Di antara contoh bersikap tidak
sopan terhadap diri sendiri adalah mengedepankan pemenuhan “syahwat yang
dihalalkan” daripada kewajiban yang sudah ditetapkan Allah.
Orang yang bersikap tidak sopan bisa
saja tidak segera dihukum. Misalnya, tidak langsung diberi penyakit atau
petaka, baik yang menimpa tubuhnya maupun batinnya. Namun, Allah akan
menghentikan bantuan kepadanya dan menjauhinya. Itulah awal mula terhijabnya ia
dari Allah.
Seorang murid tidak lagi mendapat pertolongan dan rahmat Allah, ia akan
jatuh di hadapan Allah dan terjuntailah tirai hijab di hatinya. Kerinduannya
kepada Allah akan berganti menjadi keterasingan. Demikian pula saat seorang murid dijauhi-Nya, akan teruntailah
hijab yang menutupi dan menghalangi hatinya masuk ke hadirat-Nya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Bismillahirrohmaanirrohiim mohon share jzkk Moga diterima sebagai amal soleh In Syaa Allah Aamiin Allahumma Aamiin
BalasHapus