“Allah menjadikan negeri akhirat
sebagai tempat memberi balasan kepada para hamba-Nya yang beriman karena negeri
(dunia) ini tidak bisa menampung pemberian yang Dia kehendaki kepada mereka.
Juga karena Dia hendak memuliakan mereka dengan tidak mau memberikan balasan di
negeri yang tidak kekal ini.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Dunia tidak bisa menampung segala
kenikmatan indrawi maupun maknawi. Pertama,
karena dunia ini sempit. Seperti disebut dalam khabar, di akhirat Allah memberikan kepada setiap mukmin sebuah
kerajaan yang luasnya sepanjang perjalanan selama tujuh ratus tahun. Bagaimana
halnya dengan orang-orang mukmin yang khusus (khawwash)? Tentu jarak dan luas dunia ini tidak akan cukup
menampung seluruh pahala mereka.
Kedua,
karena dunia penuh dengan kekurangan, rendah, dan hina. Sementara itu,
segala kenikmatan di surga sangat mulia, tinggi, dan berharga. Sebagaimana
disebut dalam khabar, tempat satu
depa di surga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Cahaya gelang para
bidadari di sana mengalahkan silaunya cahaya matahari.
Allah ingin memuliakan para
hamba-Nya dengan tidak memberikan balasan di dunia, negeri yang tidak kekal
ini. Segala hal yang fana, walaupun masanya panjang, akan sirna. Allah akan
memberi mereka keabadian dalam nikmat dan kerajaan surga-Nya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar