“Allah membuatmu menyaksikan-Nya
sebelum memintamu menyaksikan-Nya. Maka dari itu, seluruh anggota tubuh pun
mengakui ketuhanan-Nya dan semua hati serta relung batin menyadari keesaan-Nya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Allah menampakkan diri-Nya dalam hatimu. Dengan
begitu, kau bisa menyaksikan-Nya berdasarkan kadar diri dan kedudukanmu sebelum
Dia memintamu untuk bersaksi atas keagungan-Nya dengan zikir dan ibadahmu,
karena zikir dan ibadah adalah sebentuk kesaksianmu atas keagungan Tuhan yang patut
disembah dan diingat, serta pengakuan atas keesaan-Nya. Oleh karena itu, semua
anggota tubuhmu akan berbicara tentang ketuhanan-Nya atau berbicara tentang
segala hal yang menunjukkan ketuhanan Allah swt, sedangkan hati dan batin akan
menyadari keesaan-Nya.
Kemungkinan maknanya adalah, di alam gaib Allah swt.
membukakan hakikat ketuhanan, keesaan, dan kepengaturan-Nya untuk para arwah.
Di alam nyata, Dia juga menampakkannya dengan cara memasukkan hakikat itu ke
dalam jasad-jasad. Selanjutnya, melalui lisan para nabi-Nya, para jasad itu
dituntut untuk bersaksi atas ketuhanan-Nya maka semua jasad pun bersaksi dengan
lisan dan ucapannya. Kesaksian itu keluar dari jasad ketika ia dituntut untuk
bersaksi berdasarkan apa yang disaksikannya.
Makna ucapan Ibnu Atha’illah, “Allah membuatmu
menyaksikan-Nya” adalah Allah menampakkan keesaan-Nya di alam arwah. “Sebelum
memintamu untuk menyaksikan-Nya” bermakna, Dia memintamu untuk bersaksi setelah
menempatkan keesaan-Nya di dalam jasad sehingga jasad berbicara tentang
ketuhanan-Nya dengan lisan dan ucapan. Maksudnya, ketika Allah meminta jasad
melalui lisan para nabinya untuk bersaksi, jasad pun angkat berbicara dan
menyaksikan keesaan-Nya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar