Sabtu, 28 November 2015

Alhikam 102 (Buku Kedua)

“Allah membuatmu menyaksikan-Nya sebelum memintamu menyaksikan-Nya. Maka dari itu, seluruh anggota tubuh pun mengakui ketuhanan-Nya dan semua hati serta relung batin menyadari keesaan-Nya.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Allah menampakkan diri-Nya dalam hatimu. Dengan begitu, kau bisa menyaksikan-Nya berdasarkan kadar diri dan kedudukanmu sebelum Dia memintamu untuk bersaksi atas keagungan-Nya dengan zikir dan ibadahmu, karena zikir dan ibadah adalah sebentuk kesaksianmu atas keagungan Tuhan yang patut disembah dan diingat, serta pengakuan atas keesaan-Nya. Oleh karena itu, semua anggota tubuhmu akan berbicara tentang ketuhanan-Nya atau berbicara tentang segala hal yang menunjukkan ketuhanan Allah swt, sedangkan hati dan batin akan menyadari keesaan-Nya.
Kemungkinan maknanya adalah, di alam gaib Allah swt. membukakan hakikat ketuhanan, keesaan, dan kepengaturan-Nya untuk para arwah. Di alam nyata, Dia juga menampakkannya dengan cara memasukkan hakikat itu ke dalam jasad-jasad. Selanjutnya, melalui lisan para nabi-Nya, para jasad itu dituntut untuk bersaksi atas ketuhanan-Nya maka semua jasad pun bersaksi dengan lisan dan ucapannya. Kesaksian itu keluar dari jasad ketika ia dituntut untuk bersaksi berdasarkan apa yang disaksikannya.
Makna ucapan Ibnu Atha’illah, “Allah membuatmu menyaksikan-Nya” adalah Allah menampakkan keesaan-Nya di alam arwah. “Sebelum memintamu untuk menyaksikan-Nya” bermakna, Dia memintamu untuk bersaksi setelah menempatkan keesaan-Nya di dalam jasad sehingga jasad berbicara tentang ketuhanan-Nya dengan lisan dan ucapan. Maksudnya, ketika Allah meminta jasad melalui lisan para nabinya untuk bersaksi, jasad pun angkat berbicara dan menyaksikan keesaan-Nya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar