“Tidak semestinya seorang salik
mengungkapkan karunia yang diperolehnya. Hal itu bisa mengurangi kesannya dalam
qalbu dan menghalangi ketulusannya kepada Tuhan.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Seorang salik tak layak untuk mengungkapkan anugerah
dan karunia yang dialaminya, berupa ilmu laduni maupun rahasia-rahasia tauhid.
Ia tidak boleh mengungkapkannya dengan keinginan sendiri. Justru semestinya ia
menyembunyikan dan menjaganya agar tak seorang pun tahu, kecuali guru atau
mursyid-nya.
Mengungkapkan hal itu bisa mengurangi kesan karunia
itu di dalam qalbu sehingga ia tidak bisa memanfaatkannya secara utuh. Hal itu
juga dapat menghalangi ketulusannya kepada Tuhan karena biasanya, pengungkapan
tentang karunia itu tidak akan lepas dari nafsu syahwat. Saat mengungkapkannya,
nafsu menemukan kenikmatan dan kelapangan. Tentu hal itu akan menguatkan
sifat-sifat syahwatnya dan kekuatan sifat itulah yang menghalanginya untuk
tulus kepada Tuhannya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Maha Suci Allah Maha Pengasih dan Penyayang
BalasHapus