Selasa, 03 November 2015

Alhikam 34 (Buku Kedua)

“Tidak semestinya seorang salik mengungkapkan karunia yang diperolehnya. Hal itu bisa mengurangi kesannya dalam qalbu dan menghalangi ketulusannya kepada Tuhan.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Seorang salik tak layak untuk mengungkapkan anugerah dan karunia yang dialaminya, berupa ilmu laduni maupun rahasia-rahasia tauhid. Ia tidak boleh mengungkapkannya dengan keinginan sendiri. Justru semestinya ia menyembunyikan dan menjaganya agar tak seorang pun tahu, kecuali guru atau mursyid-nya.
Mengungkapkan hal itu bisa mengurangi kesan karunia itu di dalam qalbu sehingga ia tidak bisa memanfaatkannya secara utuh. Hal itu juga dapat menghalangi ketulusannya kepada Tuhan karena biasanya, pengungkapan tentang karunia itu tidak akan lepas dari nafsu syahwat. Saat mengungkapkannya, nafsu menemukan kenikmatan dan kelapangan. Tentu hal itu akan menguatkan sifat-sifat syahwatnya dan kekuatan sifat itulah yang menghalanginya untuk tulus kepada Tuhannya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

1 komentar: