Selasa, 03 November 2015

Alhikam 35 (Buku Kedua)

“Jangan kau mengulurkan tangan untuk menerima sesuatu dari makhluk, kecuali kau melihat bahwa yang memberi adalah Allah. Jika demikian, ambillah apa yang sesuai dengan pengetahuanmu.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Wahai murid yang ingin menyucikan diri, jangan kau ulurkan tanganmu untuk mengambil sesuatu dari makhluk, berupa rezeki yang didasari belas kasihan, kecuali dengan dua syarat berikut.
Pertama, jika kau lihat bahwa yang memberinya adalah Tuhanmu melalui mereka. Artinya, mereka hanyalah perantara, sedangkan yang memberi sesungguhnya adalah Allah. Pandangan semacam itu tidak sekedar menjadi ilmu dan keimanan, melainkan harus menjadi ahwal dan dzauq (perasaan). Sikap itulah yang layak dilakukan oleh seorang murid yang ingin menyucikan diri.
Kedua, jika kau telah menyadari bahwa yang memberi sebenarnya adalah Tuhanmu, ambillah apa yang sesuai dengan pengetahuanmu. Maksudnya, jangan kau ambil kecuali yang sesuai dengan ilmu untuk mengambilnya. Ilmu untuk mengambil ini ada dua macam: ilmu lahir dan ilmu batin. Contoh ilmu lahir, kau tidak boleh mengambil kecuali dari tangan seorang mukallaf yang matang dan bersih. Contoh ilmu batinnya, kau tidak mengambil kecuali yang diberi atas dasar bantuan semata atau jangan kau ambil kecuali yang kau butuhkan saja untuk kau gunakan dalam kebutuhanmu, tanpa berlebihan dan kekurangan. Sikap itulah yang dilakukan Rasulullah saw. dalam menerima pemberian yang berupa sandang, pangan, dan papan.
Jangan kau ambil apapun yang datang kepadamu sebelum waktunya dan yang melebihi kebutuhanmu. Jangan pula mengambil apapun yang diberikan kepadamu untuk mengujimu, misalnya jika kau diberi sesuatu yang sebenarnya ingin kau tinggalkan karena Allah. Hal itu dapat menghalangimu untuk menunaikan hak-hak Tuhanmu. Jangan pula mengambil dari orang yang suka memberi namun dengan rasa bangga, yang ingin menampakkan kedermawanannya, atau dari orang yang terasa berat bagi hatimu untuk menerima pemberiannya. Jangan pula kau makan, kecuali dari orang yang melihat pada dirimu ada keutamaan dalam memakannya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar