Sabtu, 28 November 2015

Alhikam 108 (Buku Kedua)

“Tafakkur adalah lentera hati. Jika lenyap, hati pun gelap.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Tafakkur seumpama lentera atau lampu yang menerangi kegelapan. Dengan cahaya yang terpancar dari lentera itu, hakikat dan kebenaran segala sesuatu akan tampak sehingga yang benar tampak benar dan yang batil tampak batil. Dengan tafakkur, kebesaran dan keagungan Allah akan dikenali dan dilihat. Dengan tafakkur juga, bencana-bencana dan cacat-cacat jiwa, tipuan musuh, dan tipuan dunia dapat dideteksi secara dini. Dengan tafakkur pula, cara-cara untuk menghindari semua tipuan itu bisa dipelajari.
Jika tafakkur sirna di hati, hati tak akan bercahaya. Hati akan hampa dari pikiran dan cahaya, seumpama sebuah rumah yang gelap gulita. Ketika itu, yang ada di hati hanyalah kebodohan dan tipu daya.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar