“Jangan sampai nikmat yang berlimpah
membuatmu lalai dalam menunaikan kewajiban bersyukur karena hal itu dapat
merendahkan harga dirimu.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Jangan sampai limpahan nikmat membuatmu terpesona dan
lalai dalam menunaikan kewajiban-kewajiban syukurmu kepada Tuhan atas nikmat
itu. Misalnya, dengan melihat kelemahan dirimu dalam menunaikan hak-hak itu
sehingga kau lupa bersyukur. Sikap lalai itulah yang dapat merendahkan harga
dirimu. Allah swt. telah mengangkat harga dirimu dan membuat yang sedikit
padamu menjadi banyak. Allah swt. berfirman, “Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali
lipat amalnya.” (QS.al-An’am[16]: 160)
Jangan sampai banyaknya nikmat yang diberikan Allah
swt. kepadamu membuat dirimu lupa bersyukur kepada-Nya. Jangan sampai pula kau
berpandangan bahwa nikmat yang kau rasakan itu datang dengan sendirinya
sehingga kau tidak mau bersyukur kepada yang memberinya. Kedua sikap ini adalah
sikap yang bodoh dan tercela. Diantara bentuk syukur dengan lisan adalah
berzikir mengingat Allah swt, atau membaca wirid setelah shalat lima waktu.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar