“Allah menjadikan setan sebagai
musuhmu agar kau benci kepadanya dan berlindung kepada-Nya. Dia juga tetap
menggerakkan nafsumu supaya kau selalu menghadap kepada-Nya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Allah menjadikan untukmu musuh, yaitu setan. Allah
swt. berfirman, “Sesungguhnya setan
adalah musuh bagi kalian.” Hal itu dimaksudkan agar kau benci padanya
sehingga kau terdorong untuk berlindung kepada Allah. Jika kau menyadari bahwa
kau tak mampu melawan sendirian, tentu kau akan terdorong untuk meminta bantuan
kepada Yang MahaKuat dan Maha Perkasa. Kau pasti akan berlindung dan
bertawakkal kepada-Nya untuk melawan setan.
Permusuhan setan itulah yang mengembalikanmu kepada
Allah. Inilah tujuan utama dijadikannya setan sebagai musuh manusia. Namun
demikian, bagi orang-orang yang mengarahkan tekadnya kepada Yang Maha Haq, mereka tidak lagi membutuhkan musuh
untuk mereka benci karena ketergantungan mereka kepada Allah sudah menjadi
kebiasaan. Mereka tidak akan menoleh kepada Iblis. Sekiranya Allah tidak
memerintahkan mereka untuk berlindung kepada-Nya dari Iblis itu, mereka tidak
akan berlindung darinya. Memangnya siapa Iblis sampai harus ditakuti?
Allah juga menggerakkan nafsumu atau membuatmu selalu
mengikuti hawa nafsumu agar kau selalu menghadap kepada-Nya. Kau takkan sanggup
melawan hawa nafsumu dan mengekang geloranya yang sudah menyatu dengan darah
dan dagingmu, kecuali kau berlindung kepada Dzat yang lebih kuat darimu, yaitu
Allah swt.
Allah menggerakkan nafsumu agar kau selalu berlindung
kepada-Nya karena nafsu adalah musuh bebuyutanmu. Nafsu seumpama musuh dalam
selimut. Musuh dalam selimut lebih berbahaya daripada musuh yang nyata. Oleh
sebab itu, Rasulullah saw. menganggap jihad melawan hawa nafsu adalah jihad
terbesar.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar