Rabu, 25 November 2015

Alhikam 82 (Buku Kedua)

“Allah menjadikan setan sebagai musuhmu agar kau benci kepadanya dan berlindung kepada-Nya. Dia juga tetap menggerakkan nafsumu supaya kau selalu menghadap kepada-Nya.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Allah menjadikan untukmu musuh, yaitu setan. Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian.” Hal itu dimaksudkan agar kau benci padanya sehingga kau terdorong untuk berlindung kepada Allah. Jika kau menyadari bahwa kau tak mampu melawan sendirian, tentu kau akan terdorong untuk meminta bantuan kepada Yang MahaKuat dan Maha Perkasa. Kau pasti akan berlindung dan bertawakkal kepada-Nya untuk melawan setan.
Permusuhan setan itulah yang mengembalikanmu kepada Allah. Inilah tujuan utama dijadikannya setan sebagai musuh manusia. Namun demikian, bagi orang-orang yang mengarahkan tekadnya kepada Yang Maha Haq, mereka tidak lagi membutuhkan musuh untuk mereka benci karena ketergantungan mereka kepada Allah sudah menjadi kebiasaan. Mereka tidak akan menoleh kepada Iblis. Sekiranya Allah tidak memerintahkan mereka untuk berlindung kepada-Nya dari Iblis itu, mereka tidak akan berlindung darinya. Memangnya siapa Iblis sampai harus ditakuti?
Allah juga menggerakkan nafsumu atau membuatmu selalu mengikuti hawa nafsumu agar kau selalu menghadap kepada-Nya. Kau takkan sanggup melawan hawa nafsumu dan mengekang geloranya yang sudah menyatu dengan darah dan dagingmu, kecuali kau berlindung kepada Dzat yang lebih kuat darimu, yaitu Allah swt.
Allah menggerakkan nafsumu agar kau selalu berlindung kepada-Nya karena nafsu adalah musuh bebuyutanmu. Nafsu seumpama musuh dalam selimut. Musuh dalam selimut lebih berbahaya daripada musuh yang nyata. Oleh sebab itu, Rasulullah saw. menganggap jihad melawan hawa nafsu adalah jihad terbesar.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar