“Ketika berbagai limpahan karunia
Ilahi datang kepadamu, lenyaplah semua kebiasaan burukmu karena, ‘Sesungguhnya
raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscya mereka membinasakan negeri itu
dan membuat penduduknya yang mulia menjadi hina.’ ”(QS.an-Naml[27]: 34)
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Limpahan karunia Ilahi dalam hikmah tersebut adalah
penampakan Allah atau ahwal. Ketika
semua itu masuk ke dalam hatimu dan menciptakan ahwal, ia akan melenyapkan kebiasaan-kebiasaan dan perkara-perkara
buruk jiwamu. Karunia Ilahi memiliki kekuatan besar. Jika meresap ke dalam hati
yang banyak berisi keburukan dan kekotoran, ia akan membersihkannya dan
menggantinya dengan ahwal yang berisi
sifat-sifat yang diridhai-Nya.
Biasanya, para raja dengan bala tentaranya, jika masuk
ke sebuah negeri, akan memusnahkan negeri itu dan menghancurkan semua
kenikmatan yang biasa didapat oleh penduduknya. Demikian pula karunia Ilahi, ia
diumpamakan balatentara raja. Jika ia memasuki hati, ia akan memusnahkan semua
yang ada di dalamnya.
Ini adalah
jawaban dari ungkapan yang menyatakan bahwa kebiasaan adalah sesuatu yang
selalu dilakukan oleh watak dan tabiat sehingga sulit dihilangkan meski oleh
karunia Ilahi. Namun, limpahan karunia Ilahi itu memiliki sifat menghancurkan
dan memusnahkan, seperti halnya bala tentara raja-raja. Dengan demikian, ia
mampu menghapus kebiasaan-kebiasaan buruk dalam hati.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar