Kamis, 19 November 2015

Alhikam 61 (Buku Kedua)

“Ketika berbagai limpahan karunia Ilahi datang kepadamu, lenyaplah semua kebiasaan burukmu karena, ‘Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscya mereka membinasakan negeri itu dan membuat penduduknya yang mulia menjadi hina.’ ”(QS.an-Naml[27]: 34)
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Limpahan karunia Ilahi dalam hikmah tersebut adalah penampakan Allah atau ahwal. Ketika semua itu masuk ke dalam hatimu dan menciptakan ahwal, ia akan melenyapkan kebiasaan-kebiasaan dan perkara-perkara buruk jiwamu. Karunia Ilahi memiliki kekuatan besar. Jika meresap ke dalam hati yang banyak berisi keburukan dan kekotoran, ia akan membersihkannya dan menggantinya dengan ahwal yang berisi sifat-sifat yang diridhai-Nya.
Biasanya, para raja dengan bala tentaranya, jika masuk ke sebuah negeri, akan memusnahkan negeri itu dan menghancurkan semua kenikmatan yang biasa didapat oleh penduduknya. Demikian pula karunia Ilahi, ia diumpamakan balatentara raja. Jika ia memasuki hati, ia akan memusnahkan semua yang ada di dalamnya.
 Ini adalah jawaban dari ungkapan yang menyatakan bahwa kebiasaan adalah sesuatu yang selalu dilakukan oleh watak dan tabiat sehingga sulit dihilangkan meski oleh karunia Ilahi. Namun, limpahan karunia Ilahi itu memiliki sifat menghancurkan dan memusnahkan, seperti halnya bala tentara raja-raja. Dengan demikian, ia mampu menghapus kebiasaan-kebiasaan buruk dalam hati.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar