“Sebagaimana Allah tidak menyukai
amal yang tak sepenuhnya untuk-Nya, Dia juga tidak menyukai hati yang tidak
sepenuhnya untuk-Nya. Amal yang tidak sepenuhnya untuk-Nya tidak Dia terima dan
hati yang tak sepenuhnya untuk-Nya tidak Dia pedulikan.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Amal yang tidak sepenuhnya adalah amal yang disertai riya’ dan kepura-puraan. Hati yang tidak
sepenuhnya adalah hati yang didalamnya ada kecintaan dan ketergantungan kepada
selain Allah swt. Dia tidak menyukai amal dan hati seperti ini. Jika amal dan
hati seperti itu, cinta, yang bermakna kecenderungan hati, mustahil diberikan
untuk Allah swt.
“Allah swt. tidak menyukai amal yang tak sepenuhnya
untuk-Nya” bermakna bahwa Allah swt. tidak akan menerima atau memberi pahala
terhadap amal yang tidak sepenuhnya karena di dalamnya tidak ada keikhlasan.
Ketidaksukaaan Allah swt. terhadap hati yang seperti itu bermakna bahwa Allah
swt. tidak meridhai pemiliknya dan tidak memberi pahala karena di dalamnya
tidak ada ketulusan.
Siapa yang memperbaiki amalnya dengan ikhlas dan
menghiasi ahwal hatinya dengan
ketulusan, ia akan dicintai Allah swt. diberi pahala, dan diridhai-Nya. Jika
tidak, Allah swt. pun tidak akan meridhai dan memberinya pahala.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar