Selasa, 17 November 2015

Alhikam 48 (Buku Kedua)

“Sebagaimana Allah tidak menyukai amal yang tak sepenuhnya untuk-Nya, Dia juga tidak menyukai hati yang tidak sepenuhnya untuk-Nya. Amal yang tidak sepenuhnya untuk-Nya tidak Dia terima dan hati yang tak sepenuhnya untuk-Nya tidak Dia pedulikan.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Amal yang tidak sepenuhnya adalah amal yang disertai riya’ dan kepura-puraan. Hati yang tidak sepenuhnya adalah hati yang didalamnya ada kecintaan dan ketergantungan kepada selain Allah swt. Dia tidak menyukai amal dan hati seperti ini. Jika amal dan hati seperti itu, cinta, yang bermakna kecenderungan hati, mustahil diberikan untuk Allah swt.
“Allah swt. tidak menyukai amal yang tak sepenuhnya untuk-Nya” bermakna bahwa Allah swt. tidak akan menerima atau memberi pahala terhadap amal yang tidak sepenuhnya karena di dalamnya tidak ada keikhlasan. Ketidaksukaaan Allah swt. terhadap hati yang seperti itu bermakna bahwa Allah swt. tidak meridhai pemiliknya dan tidak memberi pahala karena di dalamnya tidak ada ketulusan.
Siapa yang memperbaiki amalnya dengan ikhlas dan menghiasi ahwal hatinya dengan ketulusan, ia akan dicintai Allah swt. diberi pahala, dan diridhai-Nya. Jika tidak, Allah swt. pun tidak akan meridhai dan memberinya pahala.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar