“Sebaik-baik ilmu adalah yang
disertai rasa takut pada-Nya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Rasa takut kepada Allah adalah rasa takut yang
disertai pengagungan terhadap-Nya. Ada yang mengatakan, rasa takut yang
dimaksud adalah pengagungan yang disertai penghormatan. Ada lagi yang
berpendapat, ilmu adalah rasa takut yang harus disertai amal. Dengan kata lain,
ilmu yang terbaik adalah ilmu yang disertai rasa takut kepada Allah.
Allah swt. memuji para ulama dengan ilmunya yang
disertai rasa takut kepada-Nya. Dia berfirman, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya
hanyalah ulama.” (QS.Fathir[35]: 28)
Setiap ulama yang tidak disertai rasa takut tidak akan
ada gunanya dan tidak mengandung kebaikan sama sekali. Pemiliknya tidak disebut
alim sejati.
Ilmu yang benar adalah yang harus disertai rasa takut,
sikap menjaga hukum Allah, taat dan percaya kepada-Nya, berpaling dari dunia
dan para pencarinya, mengurangi kebendaan dan menjauhi pintu-pintunya, memberi
nasihat kepada makhluk dan berakhlak baik terhadap mereka, tawadhu’, menemani orang-orang fakir, serta mengagungkan para wali
Allah,
Lain halnya dengan ilmu yang tidak disertai rasa
takut, ia selalu memupuk keinginan terhadap dunia, menciptakan kesombongan
pemiliknya, memalingkan tekad untuk mencarinya,
menumbuhkan kesombongan, membuat panjang harapan, dan melupakan akhirat.
Jika seorang alim mencintai dunia dan para pencarinya, serta mengumpulkannya
melebihi kecukupannya, berarti ia lalai dari akhirat dan dari ketaatan kepada
Allah sebesar kelalainnya.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar