“Allah mendatangkan gangguan lewat
tangan manusia agar kau tidak merasa tentram bersama mereka. Dia ingin
membuatmu kesal terhadap segala sesuatu agar tidak ada yang melalaikanmu
dari-Nya.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Allah mendatangkan gangguan manusia kepadamu agar kau
tidak merasa tentram bersama mereka dan tidak bergantung kepada mereka dalam
mendaptkan manfaat dan menghindari bahaya. Dia juga ingin membuatmu kesal
dengan perlakuan manusia kepadamu agar kau tidak lalai dari zikir kepada-Nya.
Dalam Latha’if
al-Minan disebutkan, “Aku mengetahui bahwa para wali pada awalnya dikuasai
oleh makhluk. Itu terjadi agar mereka bisa menyucikan diri dari sisa-sisa
kotoran hati dan menyempurnakan keistimewaan mereka agar selanjutnya mereka
tidak lagi merasa tentram dengan makhluk, cenderung kepada mereka dan bersandar
kepada mereka. Penguasaan makhluk atas para wali Allah di awal langkah mereka
ini adalah sunnatullah bagi para
kekasih-Nya dan bagi orang-orang pilihan-Nya.”
Siapa yang menyakitimu, berarti ia telah membebaskanmu
dari perbudakan utang budimu atas kebaikan yang telah diberikannya kepadamu.
Siapa yang berbuat baik kepadamu, berarti ia telah memperbudakmu dengan
kebaikan-kebaikannya.
Abu al-Hasan asy-Syadzili berkata, “Orang-orang
menyakitiku sehingga aku merasa tertekan karenanya. Setelah itu, aku tidur dan
bermimpi. Di dalam mimpi itu, ada orang yang berkata kepadaku bahwa di antara
tanda ketulusan seseorang adalah banyaknya musuh yang membencinya, namun ia
tidak memedulikan mereka.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar