Sabtu, 21 November 2015

Alhikam 80 (Buku Kedua)

“Allah mendatangkan gangguan lewat tangan manusia agar kau tidak merasa tentram bersama mereka. Dia ingin membuatmu kesal terhadap segala sesuatu agar tidak ada yang melalaikanmu dari-Nya.”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Allah mendatangkan gangguan manusia kepadamu agar kau tidak merasa tentram bersama mereka dan tidak bergantung kepada mereka dalam mendaptkan manfaat dan menghindari bahaya. Dia juga ingin membuatmu kesal dengan perlakuan manusia kepadamu agar kau tidak lalai dari zikir kepada-Nya.
Dalam Latha’if al-Minan disebutkan, “Aku mengetahui bahwa para wali pada awalnya dikuasai oleh makhluk. Itu terjadi agar mereka bisa menyucikan diri dari sisa-sisa kotoran hati dan menyempurnakan keistimewaan mereka agar selanjutnya mereka tidak lagi merasa tentram dengan makhluk, cenderung kepada mereka dan bersandar kepada mereka. Penguasaan makhluk atas para wali Allah di awal langkah mereka ini adalah sunnatullah bagi para kekasih-Nya dan bagi orang-orang pilihan-Nya.”
Siapa yang menyakitimu, berarti ia telah membebaskanmu dari perbudakan utang budimu atas kebaikan yang telah diberikannya kepadamu. Siapa yang berbuat baik kepadamu, berarti ia telah memperbudakmu dengan kebaikan-kebaikannya.
Abu al-Hasan asy-Syadzili berkata, “Orang-orang menyakitiku sehingga aku merasa tertekan karenanya. Setelah itu, aku tidur dan bermimpi. Di dalam mimpi itu, ada orang yang berkata kepadaku bahwa di antara tanda ketulusan seseorang adalah banyaknya musuh yang membencinya, namun ia tidak memedulikan mereka.


(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar