“Tafakkur itu ada dua macam:
tafakkur yang timbul dari pembenaran atau iman dan tafakkur yang timbul dari
penyaksian atau penglihatan. Yang pertama milik mereka yang bisa mengambil
pelajaran, sedangkan yang kedua milik mereka yang menyaksikan dan melihat dengan
mata hati.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Tafakkur maknanya petualangan hati di medan makhluk
Allah swt. Tafakkur ada dua macam. Pertama,
tafakkur ahli iman yang bersumber dari pokok keimanannya. Tafakkur ini
bertujuan untuk naik ke kedudukan tinggi dan menambah keyakinan. Oleh sebab
itu, tafakkur ini disebut dengan fikrat
at-taraqqi (tafakkur untuk naik). Tafakkur semaacam ini milik para salikun.
Kedua, tafakkur yang bersumber dari penglihatan dan
pandangan. Tafakkur ini disebut dengan fikrat
at-tadalli (tafakkur untuk turun). Tafakkur ini milik para majdzubun.
Tafakkur pertama milik orang-orang yang bisa mengambil
pelajaran, yakni orang-orang yang menyimpulkan bahwa keberadaan akibat
(makhluk) dilahirkan oleh sebab (Khalik). Mereka adalah para salikun saat mengalami taraqqi (naik ke atas) karena pikiran
mereka bersumber dari pembenaran dan iman.
Adapun tafakkur kedua milik orang-orang yang
menyimpulkan bahwa keberadaan sebab (Khalik) adalah yang melahirkan akibat
(makhluk). Mereka adalah para majdzubun
saat mereka mengalami tadalli (turun
ke bawah). Pikiran mereka bersumber dari penglihatan dan pandangan mata batin.
Pikiran ini diperuntukkan bagi orang-orang yang dikehendaki Allah agar ahwal mereka semakin sempurna. Jika
tidak, sebagian, bahkan mayoritas majdzub
akan tetap terpaku dalam kondisinya dan tak akan bangkit. Adapun selain mereka,
yakni orang-orang awam, tafakkur mereka tak lain hanya untuk mendapatkan
pembenaran dan keimanan, bukan untuk menambah pembenaran dan keimanan.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar