“Siapa yang merasa dirinya tawadhu’,
berarti ia sombong karena tawadhu’ tidak muncul dari orang yang merasa mulia.
Maka dari itu, ketika kau merasa mulia, berarti kau telah sombong.”
--Ibnu
Atha’illah al-Iskandari--
Siapa yang merasa dirinya rendah hati (tawadhu’), berarti ia sombong karena
pengakuan diri sebagai orang yang tawadhu’
itu bersumber dari perasaan ketinggian kedudukan yang sebenarnya layak ia
dapatkan, namun ia rendahkan.
Ketika kau merasa tinggi dan mulia seraya merasa ber-tawadhu’, berarti kau benar-banar telah
sombong. Sifat sombong ini tidak akan sirna darimu, kecuali dengan adanya
perasaan ketidakberartian, misalnya dengan melihat kedudukan itu sebagai
sesuatu yang tidak ada nilainya sama sekali.
(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar